Dubes Rusia: Asia Tenggara Harus Hati-hati terhadap NATO

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 26 Nov 2015 07:55 WIB
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikail Galuzin memperingatkan Asia harus berhati-hati kepada NATO yang menurutnya masih bermental Perang Dingin.
NATO menurut Duta Besar Rusia untuk Ri masih bermental Perang Dingin sehingga harus diwaspadai oleh Asia. (Reuters/Francois Lenoir)
Jakarta, CNN Indonesia -- Tak lama setelah insiden penembakan jet Rusia yang dianggap melanggar batas wilayah, NATO langsung menyatakan rasa solidaritasnya terhadap Turki. Melihat perkembangan situasi yang memanas di Timur Tengah ini, Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikail Galuzin, mengatakan bahwa Asia Tenggara harus berhati-hati terhadap NATO.

"Apa yang sekarang terjadi di Timur Tengah, terutama Suriah, NATO bisa saja melakukannya juga di Asia Tenggara," ujar Galuzin dalam jumpa pers di kediamannya di Jakarta, Rabu (25/11).

Menurut Galuzin, hal tersebut sangat mungkin terjadi karena NATO masih memiliki mental Perang Dingin seperti dulu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Mental mereka masih ingin cari musuh untuk memantapkan posisi mereka. Mereka harus menghentikan mental itu. Mental itu seharusnya sudah dilupakan," tutur Galuzin.

Ia lantas mengambil contoh indikasi dari memanasnya konflik di Laut China Selatan yang diperkeruh dengan kehadiran Amerika Serikat, salah satu anggota kuat NATO.

Kapal perang AS melakukan patroli di dekat Kepulauan Spratly, pulau buatan China yang diyakini kaya minyak dan gas. Manuver AS ini menuai kemarahan pemerintah Beijing.
Laut China Selatan juga diklaim oleh Vietnam, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Taiwan.

AS  mengatakan akan melakukan patroli rutin di wilayah tersebut atas dasar asas kebebasan berlayar di perairan internasional.

Pada 8-9 November lalu , dua pesawat pengebom B-52 milik Amerika Serikat kiga terbang di atas Laut China Selatan.

"Saya melihat, para pemimpin NATO mencoba untuk menguasai wilayah Asia. Menurut saya, ini adalah ancaman besar juga untuk Indonesia," kata Galuzin.

Indonesia memang juga sempat terlibat konflik sengketa laut ketika China menggambar sembilan garis putus-putus wilayahnya mendekati Natuna.

Namun, Galuzin tak ingin menjabarkan lebih lanjut. Galuzin pun menekankan bahwa ia sekadar mengingatkan.

"Saya hanya mengingatkan. Apa yang dilakukan organisasi ini, bisa terjadi juga di mana-mana. Asia Tenggara harus hati-hati karena NATO sangat berbahaya. NATO ada di mana-mana," ujar dia.

(den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER