Jakarta, CNN Indonesia -- Partai sayap kanan Perancis yang terkenal anti-imigran, Front Nasional kalah di semua daerah dalam pemilihan umum kepala daerah Perancis. Kekalahan ini memupuskan harapan pemimpinnya, Marine Le Pen untuk maju sebagai calon presiden pada pemilu presiden yang akan digelar pada 2017 mendatang.
Dalam pilkada tahun ini, partai konservatif memenangkan tujuh konstituen sementara Partai Sosialis memenangkan lima konstituen. Meski demikian, kemenangan dua partai arus utama ini dinilai tidak sepenuhnya, karena jumlah suara yang diraup Front Nasional kian meningkat.
Popularitas partai sayap kanan diduga terdorong oleh kekhawatiran tentang keamanan dan imigrasi, utamanya setelah serangan sejumlah militan di Paris bulan lalu yang menewaskan 130 orang. Sejak insiden itu, Front Nasional telah mendapatkan lebih banyak suara dari partai lainnya secara nasional di putaran pertama pilkada pekan lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun tidak berhasil menang di satu wilayah pun pada Minggu (13/12) setelah Partai Sosialis menarik diri dari wilayah kunci yang sebelumnya ditargetkan, serta mendesak pendukung mereka untuk mendukung partai konservatif yang dipimpin mantan Presiden Nicolas Sarkozy, Front Nasional tahun ini meraih suara terbanyak sepanjang sejarah partai itu dalam politik Perancis.
"Malam ini, tidak ada tempat untuk perayaan. Justru, bahaya dari partai sayap kanan belum berakhir," kata Perdana Menteri Perancis yang sosialis, Manuel Valls.
Sarkozy juga melontarkan komentar serupa, menyebut Front Nasional mengirimkan "sinyal peringatan ke semua politisi, termasuk ke diri kita sendiri, pada putaran pertama."
"Kami sekarang harus meluangkan waktu untuk menggelar debat mendalam soal apa yang dikhawatirkan warga Perancis. Mereka mengharapkan jawaban yang kuat dan tepat," kata Sarkozy, sembari menyebutkan bahwa masalah pengangguran, keamanan dan isu-isu identitas nasional di Perancis semakin mengemuka.
Le Pen, yang berharap untuk menggunakan kekuatan regional sebagai batu loncatan untuk meningkatkan peluangnya pemilihan presiden 2017, kehilangan banyak suara di Perancis utara pada Minggu dengan hanya berhasil meraup 42,8 persen suara, sementara partai konservatif berhasil meraih 57,2 persen.
Front Nasional telah mengubah strategi mereka sejak Le Pen mengambil alih tampuk kepemimpinan partai dari ayahnya Jean-Marie pada 2011. Partai ini berusaha membangun basis melalui pejabat yang terpilih secara lokal dan menargetkan pejabat tingkat atas.
 Partai Sosialis Presiden Francois Hollande mengalami kemunduran besar dibanding pemilu 2010. (Reuters/Philippe Wojazer) |
Meskipun meraup lebih banyak suara dibanding pemilu sebelumnya, isolasi politik yang diterapkan Front Nasional dalam politik Perancis, sehingga tidak memungkinkannya pembentukan aliansi jika partai ini menang membuat partai ini gagal memenangkan satu daerah pun. Partai ini, sekali lagi, gagal memanfaatkan kepopulerannya untuk meraih kekuasaaan.
Di wilayah Perancis tenggara yang menjadi daerah target Front Nasional yang dipimpin oleh keponakan Le Pen, Marion Marechal-Le Pen, partai konservatif meraup 53,7 persen suara, sementara Front Nasional hanya mampu meraih 46,2 persen, menurut hasil resmi yang dirilis berdasarkan 84 persen suara.
"Ini adalah kemenangan yang membuat malu para pemenangnya," kata Marechal-Le Pen, mengecam keputusan Sosialis untuk keluar dari putaran kedua pilkada Perancis.
Selain didorong oleh kekhawatiran warga soal imigrasi, popularitas Front Nasional juga semakin menanjak seiring dengan ketidakpuasan yang mendalam yang dirasakan rakyat Perancis kepada partai politik arus utama. Rakyat juga frustrasi akan ketidakmampuan Presiden Francois Hollande untuk mengurangi pengangguran.
Dengan lima kemenangan dari 13 daerah, partai Sosialis dinilai menghadapi kemunduran besar ketika dibandingkan dengan pemilu pada 2010, di mana mereka memenangkan 21 daerah dari total 22 daerah.
Sementara Sarkozy, yang partainya menunjukkan hasil buruk pada putaran pertama, menyatakan bahwa meningkatnya popularitas Front Nasional harus menjadi peringatan bagi semua politisi atus utama.
"Saya berterima kasih kepada para pemilih untuk melindungi daerah kami yang indah," kata Xavier Bertrand, kandidat utama Partai Republik di Nord-Pas de Calais-Picardie.
"Saya juga ingin berterima kasih kepada para pemilih dari kiri yang jelas sekali memilih untuk membentengi [diri dari Front Nasional]," ujar Sarkozy memberikan komentar soal Maria Le Pen.
Pilkada tahun ini, yang merupakan pilkada yang terakhir sebelum pemilu presiden dan parlemen pada 2017, dipandang sebagai ajang ujian bagi tiga pesaing utama, yakni Hollande, Sarkozy dan Le Pen.
"Sebuah bahaya dihindari," tulis harian La Croix yang berhaluan kiri Katolik dalam editorialnya.
"Tapi jika tidak ada jawaban yang dapat menjawab keprihatinan rakyat Perancis, Front Nasional akan terus meningkat sampai pemilihan presiden mendatang," kata Sarkozy.
(stu)