Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu menuding kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) berada dibalik aksi bom bunuh diri di jantung kota Istanbul.
Ledakan yang terjadi di alun-alun Sultanahmet, pusat wisata utama kota terpadat di Turki itu, menewaskan 10 orang dan melukai 15 lainnya.
Dikutip dari Reuters, Davutoglu menyatakan seluruh korban tewas dalam ledakan bom bunuh diri itu adalah warga negara asing.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari Gedung Putih, Pemerintah Amerika Serikat mengutuk serangan keji di Istanbul, Turki. Sebagai bentuk solidaritas terhadap Turki, yang merupakan sekutunya di NATO, pemerintah AS berjanji akan terus melawan aksi terorisme.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki Moon berharap orang-orang yang bertanggung jawab atas kejahatan tercela ini secepatnya diseret ke pengadilan.
Turki beberapa bulan terakhir berada dalam status waspada tinggi menyusul ancaman serangan dari kelompok ISIS.
Sebelumnya Oktober tahun lalu, 100 orang tewas saat bom bunuh diri meledak di Ankara.
Pemerintah Turki Desember lalu mengatakan mereka menahan dua militan ISIS dan menggagalkan rencana pengeboman pada perayaan Malam Tahun Baru di ibukota Ankara.
Teror ledakan ISIS di Turki terjadi menyusul upaya yang kian gencar dilakukan pemerintah Recep Tayyip Erdogan memberantas ISIS di Suriah.
(ags)