Kepala Penjara Era Komunis Romania Divonis 20 Tahun

Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang kepala penjara di era komunis yang berusia 90 tahun akan menghabiskan hidupnya d penjara setelah pengadilan Romania menolak bandingnya atas vonis 20 tahun penjara karena tuduhan pembunuhan dan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Alexandru Visinescu dihukum pada Juli tahun lalu atas keterlibatan langsung terhadap pembunuhan 12 orang narapidana, kasus pertama setelah berakhirnya era diktator Nicolae Ceausescu pada 1989.

Visinescu tidak mendengar putusan penolakan bandingnya, dan polisi menjemputnya di apartemennya di pusat Bucharest pada Rabu (10/2) untuk membawanya ke penjara.

Ia dituduh memukul narapidana dan membiarkan mereka kelaparan, menolak perawatan medis mereka, ketika ia bertanggung jawab atas institusi penjara pada 1956-1963.

Seorang narapidana dalam penjara itu, Valentin Cristea yang kini berusia 85 tahun tak berkomentar banyak soal vonis Visinescu.

“Saya sudah tua dan sakit sekarang. Apa yang bisa katakan? Sistem peradilan sudah melakukan tugas mereka.”

Cristea mengatakan ia menghabiskan enam tahun di penjara yang berlokasi di Kota Ramnicu Sarat, sekitar 150 km d timur Bucharest. Ia dituduh membocorkan rahasia negara kepada kelompok antikomunis. Ia mengaku kehilangan 20 kg dari berat badannya selama ditahan.

Dalam proses hukum selama dua tahun lamanya, Visinescu mengatakan ia korban dari sistem yang hanya mengikuti perintah. Ia terus mengulang, “Saya tak punya penyesalan, saya tak punya penyesalan.”

Menurut Institut Investigasi Kejahatan Komunis (IICCMER), hingga dua juta orang diperkirakan dibunuh, dipenjara, dideportasi, direlokasi antara tahun 1945 hingga 1989 saat rezim komunis berkuasa.

Sekitar 500 ribu orang termasuk petani, politisi, pendeta, dokter, pekerja, pemilik lahan dan pedagang dipenjara pada awal 1960-an. Mereka diadili dengan tergesa-gesa dan seperlima dari mereka tewas di penjara seperti Ramnicu Sarat.

Visinescu selama ini hidup dari pensiunan militer, dan sepertinya akan mendekam di penjara kota.

“Preseden ini menjadi bukti kejahatan politik sebelum 1989 bisa dihukum,” ujar mantan ketua ICCMER, Andrei Muraru. (stu)