Rusia Siap Buka Akses Bantuan ke Markasnya di Suriah

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 08 Mar 2016 00:23 WIB
 Rusia menyatakan siap membuka akses ke pangkalan militer di Suriah untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.
Ilustrasi konvoi pengiriman bantuan ke sejumlah wilayah di Suriah (Reuters/Ammar Abdullah)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan siap membuka akses ke pangkalan militer di Suriah untuk pengiriman bantuan kemanusiaan.

Juru bicara Kemenhan Rusia Igor Konashenkov mengatakan paket bantuan bisa dikirim dan disimpan di pangkalan angkatan laut di pelabuhan Tartus.

Pesawat angkut yang membawa bantuan juga bisa mendarat di pangkalan udara milik Rusia di Latakia.
Dalam konferensi yang ditampilkan di televisi milik pemerintah Rusia, Konashenkov menyatakan pihaknya juga siap memberikan kendaraan untuk menyampaikan bantuan dari pangkalan ke daerah-daerah yang membutuhkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pada Rabu (2/3), Kemenhan Rusia menyiapkan daftar daerah di Suriah yang membutuhkan bantuan mendesak dan menyerahkannya kepada PBB.

Rusia juga menyatakan bahwa secara luas gencatan senjata dan kesepakatan penghentian kekerasan selama ini berhasil diterapkan, meski terdapat sejumlah provokasi dan penembakan.
Sejak akhir Februari lalu, militer Rusia mengklaim menghentikan serangan udara menyusul kesepakatan gencatan senjata antara Rusia dan Amerika Serikat yang diterima oleh pihak berkonflik di Suriah.

Meski demikian, Menteri Luar Negeri Arab Saudi, Adel al-Jubeir sempat meluncurkan tuduhan bahwa Rusia dan angkatan udara pemerintah Suriah melanggar gencatan senjata pada akhir Februari lalu, hanya beberapa hari setelah gencatan senjata dimulai.

Sebelumnya, kelompok pemantau Syrian Observatory for Human Rights juga menyatakan terjadi serangan udara itu terjadi di wilayah Aleppo, wilayah di selatan Suriah, yang berdekatan dengan Raqqa—yang diklaim sebagai ibu kota ISIS pada akhir Februari.
Namun dalam laporan itu tidak disebutkan dengan jelas siapa yang melakukan serangan udara.

Gencatan senjata di Suriah diterapkan sejak Sabtu, 27 Februari 2016. Masing-masing pihak yang berkonflik menyepakati penghentian kekerasan sementara agar bantuan kemanusiaan dapat disalurkan ke sejumlah wilayah yang membutuhkan.

Namun, kekerasan terhadap kelompok militan ISIS dan Front al-Nusra tidak termasuk dalam kesepakatan ini. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER