Jakarta, CNN Indonesia -- Aparat di China berhasil membongkar penjualan vaksin ilegal senilai lebih dari Rp900 miliar. Dua orang pelaku yang merupakan ibu dan anak dibekuk dalam kasus ini.
Diberitakan
The Telegraph yang mengutip kantor berita China,
Xinhua, Senin (21/3), aparat di China mengatakan ada sedikitnya 300 orang yang terlibat dalam peristiwa ini.
Pelaku membeli vaksin dalam jumlah besar dari produsen resmi, namun tidak menyimpannya dengan baik sebelum menjual ke pembeli. Menurut aparat, vaksin ini memiliki efek samping dan sangat berbahaya bagi pasien.
"Vaksin seperti ini berpotensi memiliki efek samping dan bahkan bisa menyebabkan kelumpuhan atau kematian," tulis
Xinhua.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pelaku menjual secara grosir vaksin ilegal untuk 25 jenis penyakit, seperti cacar air, hepatitis A, flu, rabies dan meningitis.
Belum diketahui berapa banyak vaksin ilegal ini yang telah mencapai pasar, namun laporan polisi menyebutkan para pelaku telah menjualnya selama empat tahun.
Kedua pelaku ditangkap pada April tahun lalu. Tidak dijelaskan mengapa penangkapan baru diungkapkan belakangan ini, memicu spekulasi di media sosial soal upaya penutupan kasus oleh pemerintah.
Pelaku adalah mantan dokter bernama Pang, 47, dan putrinya, seorang lulusan fakultas medis di provinsi Shandong. Menurut penyelidik, keduanya membeli vaksin dalam jumlah besar dari seorang pekerja di perusahaan medis.
China yang merupakan pasar obat terbesar kedua di dunia mengalami banyak masalah, terutama celah keamanan sehingga memunculkan banyak pedagang gelap obat-obatan.
Berdasarkan hukum di China, para pembeli vaksin haruslah seseorang yang memiliki izin. Vaksin harus dikirim dan disimpan di suhu antara 2C hingga 8C.
Kedua pelaku mengaku menyimpan vaksin sembarangan di rumah mereka dengan suhu ruangan sekitar 14C. Polisi kini tengah mencari korban dalam kasus ini.
(stu)