Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah China memblokir akses ke berbagai pemberitaan soal bocoran jutaan dokumen firma hukum Panama, Mossack Fonseca. Saat ini beberapa negara tengah menyelidiki dokumen yang mengungkap penggelapan pajak dan pencucian uang tersebut.
Reuters pada Selasa (5/4) memberitakan, sebelumnya pemerintah China telah menyatakan pemberitaan soal bocoran itu sangat bias dan mengincar para pemimpin non-Barat.
Warga China mulai kesulitan mengakses berita soal Panama. Jika mencari kata "Panama" di mesin pencari China, maka yang muncul adalah berita soal bocoran Mossack Fonseca yang diberitakan media China, bukan kantor berita asing.
Beberapa tautan menuju pemberitaan itu juga hilang atau hanya terbuka tentang berita atlet sepak bola yang terlibat penggelapan pajak dalam bocoran Panama.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Departemen pengatur layanan internet China belum berkomentar mengenai hal ini.
Sebelumnya tabloid bentukan Partai Komunis China, Global Times, dalam editorialnya mengatakan bocoran Panama adalah ulah media Barat yang didukung Amerika untuk menyerang politisi dan pemimpin di negara-negara non-Barat.
Ada jutaan dokumen Mossack Fonseca yang diselidiki oleh International Consortium of Investigative Journalists, ICIJ.
Mossack Fonseca adalah firma hukum Panama yang menangani dana investasi para petinggi dan tokoh di seluruh dunia. Perusahaan ini disebut membantu kliennya membuat perusahaan cangkang atau fiktif sebagai praktik pencucian uang atau penggelapan pajak.
Nama-nama besar muncul dalam bocoran itu. Di China, ipar Presiden Xi Jinping, Deng Jiagui, disebut dalam salah satu dokumen.
Deng pada 2009 dengan bantuan Mossack Fonseca memiliki dua perusahaan cangkang di British Virgin Islands, bernama “Best Effect Enterprises Ltd” dan “Wealth Ming International Limited.”
Bocoran dokumen lainnya menyebut Li Xiaolin, putri dari mantan Perdana Menteri China, Li Peng.
Li Xiaolin memiliki dua perusahaan cangkang di British Virgin Island yaitu “Fondation Silo,” dan “Cofic Investments Ltd.”
Seperti Panama, British Virgin Island adalah negara surga pajak. Perusahaan asing di negara ini tidak dibebani pajak dan identitas kepemilikannya dirahasiakan rapat-rapat.
Mossack Fonseca yang telah mendirikan lebih dari 240 ribu perusahaan asing untuk klien di seluruh dunia membantah melakukan pelanggaran. Perusahaan ini bahkan mengatakan bocoran itu adalah pelanggaran privasi.
Usai pengungkapan dokumen itu oleh ICIJ, beberapa negara mulai bereaksi dengan melakukan penyelidikan pengemplangan pajak dan pencucian uang, di antaranya adalah Perancis, Australia, Selandia Baru, Australia, Swedia dan Belanda. Amerika Serikat mengatakan akan mencermati bocoran itu.
(stu)