Derita Balita di India, Diikat di Batu saat Ibunya Bekerja

Denny Armandhanu/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 18 Mei 2016 16:43 WIB
Shivani, balita perempuan berusia 15 bulan diikat di batu, sementara ibunya bekerja. Panas terik dan debu jalanan menerpa tubuh mungilnya.
Shivani, balita perempuan berusia 15 bulan diikat di batu, sementara ibunya bekerja. Panas terik dan debu jalanan menerpa tubuh mungilnya. (Reuters/Amit Dave)
Jakarta, CNN Indonesia -- Shivani, balita perempuan berusia 15 bulan di India itu diikat kakinya dengan tali plastik yang tersambung dengan sebuah batu. Panas terik dan debu jalanan menerpa tubuh mungilnya, sementara orang tuanya mencari uang pekerja kasar di sebuah proyek penggalian.

Pemandangan memilukan tersebut diabadikan oleh fotografer Reuters di kota Ahmedabad, India, Selasa (17/5). Telanjang kaki dan diselimuti debu, Shivani menghabiskan sembilan jam di luar ruangan yang suhunya bisa mencapai 40 derajat celcius.

Tali plastik sepanjang 1,4 meter yang mengikatnya membuat bocah berkulit legam itu tidak bisa keluyuran kemana-mana, ini memang tujuan utamanya. Bayangan dari tembok, sedikitnya menjadi naungan dari terik matahari.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibunya, Sarta Kalara, mengaku tidak punya pilihan lain selain mengikat Shivani ke batu dan meninggalkannya, kendati balita itu menangis. Bersama suaminya, Kalara harus bekerja menggali tanah dalam sebuah proyek pemasangan kabel listrik dengan upah 250 rupee atau hampir Rp50 ribu per shift.

"Saya mengikat dia agar tidak keluyuran ke jalan. Putra saya berusia 3,5 tahun sehingga tidak bisa menjaga dia," kata wanita berusia 23 tahun itu, sembari menutupi wajahnya dengan sari.

"Tempat ini ramai lalu lintas. saya tidak punya pilihan, ini demi keamanan," lanjut dia.
Shivani diikat di batu sementara ibunya bekerja. (Reuters/Amit Dave)
Ada sekitar 40 juta pekerja konstruksi di India, satu dari lima di antaranya adalah wanita. Mereka adalah warga miskin yang bekerja dari proyek-ke-proyek di kota-kota besar India, salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia

Bukan pemandangan yang aneh di India melihat anak-anak berlumuran debu dan lumpur, berkeliaran di jalanan, sementara orang tua mereka membawa batu bata atau menggali untuk pembangunan jalan atau rumah mewah.

Kebanyakan pekerja kasar ini tinggal di tenda-tenda dekat lokasi proyek. Shivani dan keluarganya tidak lebih beruntung, balita malang ini tidur beratapkan langit di malam hari.

Prabhat Jha, kepala perlindungan anak di lembaga Save the Children India, mengatakan fasilitas penitipan anak sangat langka dan biasanya mahal.

Shivani diikat ke batu sementara ibunya bekerja. (Reuters/Amit Dave)
"Seharusnya ada fasilitas penitipan anak, entah dari pemerintah atau perusahaan konstruksi. Harus ada tempat yang aman untuk anak-anak ini. Mereka berisiko terluka," kata Jha.

Perusahaan konstruksi di India menggunakan jasa orang-orang seperti Kalara karena upah mereka yang murah. Biasanya kontraktor memboyong warga satu desa untuk pekerjaan-pekerjaan kasar seperti penggalian dan pengangkutan.

Shivani seperti anak-anak pekerja konstruksi lainnya baru ditengok orang tuanya saat istirahat makan siang. Biasanya jika usia mereka telah tujuh atau delapan tahun, anak-anak ini akan dititipkan ke kakek-nenek mereka di kampung.
Shivani dan ibunya, Kalara. (Reuters/Amit Dave)
Kalara yang menggendong Shivani, sementara tali plastik masih mengikat kaki bocah itu, mengatakan mandor konstruksi tutup mata atas keadaan mereka.

"Mereka tidak peduli pada kami atau anak-anak kami, mereka hanya peduli pada pekerjaan," kata dia.

Saat fotografer Reuters, Amit Dave, mendatangi lokasi itu di hari berikutnya, beberapa pekerja menimpuki dirinya dengan batu. (den)
TOPIK TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER