EgyptAir Lansir Kewarganegaraan Penumpang Pesawat yang Hilang

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Kamis, 19 Mei 2016 13:25 WIB
Ada 30 warga Mesir, 15 orang Perancis, serta satu orang Inggris dan Belgia di antara 69 penumpang dan kru dalam pesawat EgyptAir yang menghilang dari radar.
Ilustrasi. (Wo St 01 via Wikimedia (CC-BY-SA-3.0-DE))
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Perhubungan Mesir mengatakan bahwa ada 30 warga Mesir, 15 orang Perancis, serta satu orang Inggris dan Belgia di antara 66 penumpang dan kru dalam pesawat EgyptAir yang menghilang dari radar saat menempuh perjalanan dari Paris menuju Kairo pada Kamis (19/5) dini hari.

Kabar ini juga dikonfirmasi oleh pihak maskapai EgyptAir yang melalui kicauan dari akun Twitter mereka menjabarkan bahwa penumpang dalam armada tersebut terdiri dari 30 warga Mesir, 15 Perancis, 2 orang Irak, 1 dari Inggris, 1 Belgia, 1 Sudan, 1 Chad, 1 Portugis, dan 1 asal Aljazair.

Sebelumnya, pihak maskapai hanya dapat mengabarkan bahwa terdapat satu anak-anak dan dua bayi dalam daftar manifes yang mereka pegang. Di antara 69 orang tersebut juga terdapat 10 awak kapal.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Diberitakan The Guardian, Kapten pesawat itu telah memiliki 6.275 jam terbang, termasuk 2.101 di antaranya untuk pesawat A320. Sementara kopilot telah memiliki lebih dari 2.700 jam terbang.

Wakil direktur EgyptAir, Ahmed Abdel, mengatakan tidak ada kargo khusus dalam pesawat itu, dan tidak ada pemberitahuan adanya barang berbahaya di dalam pesawat tersebut.

Pesawat dengan nomor penerbangan MS804 berangkat dari bandara Paris Charles de Gaulle pada 23.09, Rabu malam. Pesawat hilang dari radar menara pengawas 15 menit sebelum mendarat di Kairo.

Armada Airbus A320 itu tengah berada di ketinggian 37 ribu kaki dan baru memasuki wilayah Mesir sejauh 16 kilometer saat hilang dari radar. Menurut Ihab Raslan, juru bicara badan penerbangan sipil Mesir, pesawat Airbus A320 itu kemungkinan jatuh di laut.

Maskapai Egyptair sebelumnya mengalami insiden pembajakan yang memantik perhatian internasional pada Maret lalu. Pesawatnya dengan nomor penerbangan MS181 dibajak dan diarahkan untuk mendarat di Larnaca, Cyprus.

Diduga merupakan aksi terorisme, pembajakan ini dilakukan oleh Seif Eldin Mustafa lantaran rindu kepada mantan istrinya yang berada di Cyprus. Mustafa kemudian ditangkap dan semua penumpang serta awak pesawat dibebaskan tanpa cedera.

Peristiwa kali ini juga menambah panjang daftar insiden pesawat di Mesir. Sebelumnya pada Oktober 2015, pesawat Airbus A321 milik maskapai Metrojet Rusia meledak di atas Sinai, diduga akibat bom yang ditanam di dalam kabin. Peristiwa ini menewaskan seluruh 224 orang di dalamnya, ISIS diduga berada di balik pengeboman itu. (stu/stu)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER