Cari Kotak Hitam, EgyptAir Akan Kontrak Dua Perusahaan Asing

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Rabu, 25 Mei 2016 18:52 WIB
EgyptAir akan menggandeng perusahaan dari Perancis dan Italia untuk membantu upaya pencarian kotak hitam pesawat MS804 yang jatuh di Laut Mediterania.
Sejauh ini, tim pencarian sudah menemukan puing pesawat EgyptAir MS804, potongan tubuh dan barang bawaan penumpang di Laut Mediterania. (Reuters/Egyptian Military/Handout)
Jakarta, CNN Indonesia -- Maskapai EgyptAir akan menggandeng dua perusahaan asing, yakni dari Perancis dan Italia, untuk membantu upaya pencarian kotak hitam pesawatnya yang jatuh di Laut Mediterania pekan lalu.

"Kami mengkontrak perusahaan Italia dan Perancis untuk melakukan pencarian di laut di perairan Mediterania, dengan kedalaman mencapai 3.000 meter," kata CEO EgyptAir, Safwat Musallam dalam konferensi pers, dikutip dari Reuters, Rabu (25/5).

Sejauh ini, tim pencarian sudah menemukan puing pesawat, potongan tubuh dan barang bawaan penumpang di Laut Mediterania.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pencarian dilakukan oleh tim gabungan dari Mesir, Yunani, Italia, Perancis, Amerika Serikat, Cyprus dan Inggris.

Pesawat nahas itu jatuh pada Kamis (19/5), membawa 66 orang di dalamnya, termasuk 30 warga Mesir, 15 dari Perancis, dua Irak, dan seorang masing-masing dari Inggris, Belgia, Sudan, Sudan, Chad, Kanada, Kuwait, Arab Saudi, Portugis dan Aljazair.

Berbagai spekulasi mencuat soal jatuhnya pesawat MS804 dengan rute Paris-Kairo ini, dari aksi terorisme hingga kesalahan teknis.

Badan penyelidik kecelakaan udara Prancis (BEA) menginformasikan pesawat Egyptair sebelum jatuh memberikan serangkaian sinyal yang menunjukkan bahwa ditemukan asap di pesawat nahas itu sebelum jatuh ke laut Mediterania.

Menteri Penerbangan Mesir, Sherif Fathy, mengatakan terorisme adalah penyebab yang paling mungkin terjadi ketimbang kesalahan teknis. Pesawat Airbus A320 itu diketahui dalam kondisi prima dan cuaca saat itu sangat baik, selain itu tidak ada sinyal darurat yang dikeluarkan pilot.

Dugaan yang sama juga diyakini oleh beberapa negara, termasuk Perancis dan Amerika Serikat. Perdana Menteri Francois Hollande mengatakaan dugaan terorisme hingga saat ini belum bisa dikesampingkan.

Namun hingga saat ini belum ada kelompok militan yang mengaku berada di balik peristiwa itu. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER