Jakarta, CNN Indonesia -- Penikaman pada Selasa (26/7) yang menewaskan 19 orang dan melukai 25 lainnya mengguncang Jepang. Kasus ini kembali mengingatkan soal pembunuhan massal yang beberapa kali terjadi di Negeri Sakura.
Pembunuhan massal itu dilakukan oleh Satoshi Uematso, pria 26 tahun, di fasilitas bagi penyandang cacat di bagian barat kota Tokyo. Korban adalah warga difabel yang tidak berdaya.
Motif pelaku diduga karena marah karena dipecat dari tempat itu. Pelaku juga mengaku membenci para penyandang disabilitas.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Jepang memang negara industri dengan angka kriminal terendah di dunia. Negara ini memiliki aturan ketat kepemilikan senjata, sehingga pembunuhan dengan pistol sangat jarang terjadi. Namun di negara ini telah terjadi beberapa kali pembunuhan massal. Berikut beberapa di antaranya:
Serangan gas sarin di stasiun bawah tanah TokyoAnggota sekte hari kiamat Aum Shinrikyo membunuh 12 orang dan melukai lebih dari 5.000 lainnya menggunakan gas beracun sarin di stasiun bawah tanah Tokyo saat jam sibuk pada tahun 1995.
Sebanyak 10 orang pengikuti Shoko Asahara menjadi pelakunya. Asahara, pemimpin Aum Shinrikyo, menyatakan diri sebagai nabi dan meramalkan konflik global yang akan berujung kiamat. Pandangan Asahara ini kemudian diwujudkan dalam pembunuhan banyak orang oleh para pengikutnya.
Kelompok yang sama di tahun sebelumnya membunuh enam orang dan melukai 200 orang lainnya, juga menggunakan sarin, yang dilepas ke udara dekat rumah hakim yang memimpin pengadilan atas kasus Aum Shinrikyo.
Pembunuhan massal oleh sekte ini dianggap yang paling mematikan dalam sejarah Jepang sejak berakhirnya Perang Dunia II.
Pembantaian di SD OsakaMantan petugas kebersihan Mamoru Takuma, 37, memasuki SD di Ikeda, prefektur Osaka, pada 8 Juni 2001 dan menikam para guru dan siswa, yang terkecil berusia 7 tahun. Delapan anak tewas dan 13 siswa lainnya, termasuk dua guru, terluka serius.
Pelaku yang memiliki riwayat kelainan jiwa dan pernah terlibat kasus perkosaan dihukum gantung pada September 2004.
Serangan acak di AkihabaraPada Juni 2008, Tomohiro Kato, 25, menabrak kerumunan di Akihabara, menewaskan tiga orang dan melukai dua lainnya.
Setelah itu, dia meninggalkan kendaraan dan menusuk para pejalan kaki dengan pisau, menewaskan empat orang dan melukai delapan lainnya. Kato yang dikenal sebagai penyendiri yang pemarah akhirnya dihukum mati.
Penikaman di bus IbarakiYuta Saito, pengangguran berusia 27 tahun, mengamuk di Stasiun Toride, prefektur Ibaraki, pada Desember 2010. Dia menikam dan memukuli pelajar di dua bus umum. Sebanyak 14 orang terluka dalam peristiwa itu.
(den)