Polisi Belanda Tahan Pria yang Teriak 'Bom' di Dekat Bandara
Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 02 Agu 2016 03:47 WIB
Jakarta, CNN Indonesia -- Polisi Belanda tengah bersiaga atas ancaman keamanan di Bandara Schiphol, Amsterdam. Petugas bahkan menahan seorang pria yang berteriak, "Bom!" di dalam bus, meski tak menemukan bukti ancaman yang serius dari pria tersebut.
Dilaporkan Reuters, petugas tengah menyisir kendaraan di dekat bandara Schipol yang merupakan salah satu bandara terbesar di Eropa. Situasi siaga ini diberlakukan setelah pekan lalu petugas menerima informasi dari pihak intelijen terkait kemungkinan serangan.
Pria yang terlihat binggung dan melepas pakaiannya kemudian diamankan petugas di bawah todongan senjata di sisi sebuah jalan raya, saat bus yang ia tumpangi digeledah pada Senin (1/8).
Insiden ini membuat kemacetan panjang di salah satu jalan raya utama di Belanda.
Setelah serangkaian serangan terorisme terjadi di Perancis, Belgia dan Jerman, Belanda dianggap sebagai salah satu negara yang berpotensi menjadi target serangan berikutnya. Pasalnya, Belanda turut mendukung serangan udara pimpinan ISIS melawan ISIS di Timur Tengah.
Pada Minggu (24/7), seorang pengungsi Suriah yang suakanya ditolak di Jerman meledakkan diri dengan bom yang dirakitnya sendiri di depan sebuah restoran yang berdekatan dengan festival musik Ansbach Open.
Di hari yang sama, seorang pengungsi Suriah berusia 21 tahun ditangkap setelah membunuh seorang wanita hamil dan melukai dua orang lainnya di kota barat daya dari Reutlingen, dekat Stuttgart, Jerman.
Kedua serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah aksi penembakan di Munich, menewaskan sembilan orang dan dilakukan oleh seorang pria keturunan Iran-Jerman berusia 18 tahun. (ama/stu)
Pria yang terlihat binggung dan melepas pakaiannya kemudian diamankan petugas di bawah todongan senjata di sisi sebuah jalan raya, saat bus yang ia tumpangi digeledah pada Senin (1/8).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setelah serangkaian serangan terorisme terjadi di Perancis, Belgia dan Jerman, Belanda dianggap sebagai salah satu negara yang berpotensi menjadi target serangan berikutnya. Pasalnya, Belanda turut mendukung serangan udara pimpinan ISIS melawan ISIS di Timur Tengah.
Pada Minggu (24/7), seorang pengungsi Suriah yang suakanya ditolak di Jerman meledakkan diri dengan bom yang dirakitnya sendiri di depan sebuah restoran yang berdekatan dengan festival musik Ansbach Open.
Di hari yang sama, seorang pengungsi Suriah berusia 21 tahun ditangkap setelah membunuh seorang wanita hamil dan melukai dua orang lainnya di kota barat daya dari Reutlingen, dekat Stuttgart, Jerman.
Kedua serangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah aksi penembakan di Munich, menewaskan sembilan orang dan dilakukan oleh seorang pria keturunan Iran-Jerman berusia 18 tahun. (ama/stu)
ARTIKEL
TERKAIT
TERKAIT
LAINNYA DI DETIKNETWORK