ISIS Diduga Tangkap 3.000 Warga Irak yang Lari dari Perang

Amanda Puspita Sari/Reuters | CNN Indonesia
Sabtu, 06 Agu 2016 00:05 WIB
UNHCR melaporkan bahwa kelompok militan ISIS diduga telah menangkap hingga 3.000 warga Irak yang melarikan diri dari pertempuran di sejumlah desa.
Ilustrasi militan ISIS (CNN Indonesia/Laudy Gracivia)
Jakarta, CNN Indonesia -- Lembaga pengungsi PBB, UNHCR, melaporkan bahwa kelompok militan ISIS diduga telah menangkap hingga 3.000 warga Irak yang melarikan diri dari pertempuran di sejumlah desa. Sebanyak 12 warga di antaranya diduga dieksekusi oleh militan ISIS.

Laporan UNHCR dirilis pada Kamis (4/8), menyusul pernyataan dari lembaga pemerhati perang Suriah, Syrian Observatory for Human Rights yang menyebutkan sekitar 1.900 warga sipil ditangkap oleh sekitar 100 hingga 120 pejuang ISIS. Ribuan warga itu dipergunakan oleh ISIS sebagai perisai manusia untuk mencegah serangan yang diluncurkan Pasukan Keamanan Irak.

Observatory melaporkan bahwa puluhan warga sipil dieksekusi, dan enam di antaranya dengan cara dibakar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"UNHCR telah menerima laporan bahwa ISIL, hingga 4 Agustus, menangkap sampai dengan 3.000 pengungsi dari desa di Kecamatan Hawiga, Provinsi Kirkuk yang mencoba untuk melarikan diri ke kota Kirkuk. Kabarnya, 12 pengungsi tewas di dalam penangkapan itu," bunyi laporan UNHCR, dikutip dari Reuters

ISIS kehilangan sejumlah wilayahnya di Irak, akibat gempuran dari pasukan pemerintah yang didukung koalisi serangan udara pimpinan Amerika Serikat. Meski demikian, ISIS masih menguasai sejumlah kota di Irak, termasuk Mosul yang didapuk sebagai "ibu kota" kelompok militan ini.

Bulan lalu, PBB berupaya menggalang dana hingga US$284 juta untuk mempersiapkan bantuan kepada tentara pemerintah Irak yang akan menyerang Mosul. PBB juga menggalang dana hingga US$1,8 miliar untuk proses rehabilitasi sejumlah wilayah di Irak pasca pertempuran.

Menurut Layanan Pelacakan Keuangan PBB, hingga saat ini lembaga itu belum berhasil mengumpulkan dana sebesar itu.

UNHCR mulai membangun sebuah fasilitas di timur laut Mosul untuk menampung 6.000 warga dan tengah mempersiapkan fasilitas serupa di kota lain untuk menampung 15 ribu warga lainnya.

Sementara, puluhan ribu warga yang melarikan diri dari kota Fallujah masih belum kembali sejak kota itu berhasil direbut kembali dari cengkeraman ISIS pada Juni lalu.

"Meskipun pemerintah setempat telah menyarankan bahwa kembali ke Falluja bisa dimulai pada bulan September, Departemen Migrasi dan Perpindahan menyatakan bahwa mungkin diperlukan hingga tiga bulan ke depan hingga kondisi kembali kondusif," bunyi pernyataan UNHCR.

Namun, pihak berwenang Irak melaporkan 300 ribu warga yang mengungsi telah kembali ke Ramadi, sejak kota ini berhasil direbut kembali dari USUS pada Desember lalu. Namun, proses pemukiman kembali warga sempat terhenti di Ramadi karena puluhan warga yang kembali tewas akibat ranjau yang ditanam oleh ISIS. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER