Jakarta, CNN Indonesia -- Italia dirundung duka karena korban tewas dari gempa bumi 6,2 skala Richter yang mengguncang negaranya pada Rabu lalu terus bertambah hingga mencapai 267, sementara prosesi pemakaman pertama akan dilakukan.
Pihak pertama yang akan melakukan penguburan korban adalah keluarga dari Marco Santarelli. Putra dari pejabat senior Italia yang tewas saat sedang berlibur di Amatrice ini dimakamkan di Roma pada Jumat (26/8) pagi.
"Saya tidak bisa mendeskripsikan kesedihan seorang ayah yang harus melepas anaknya. Mungkin tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkannya," ujar ayah Marco. Fillippo Santarelli, seperti dikutip
Reuters.
Sehari setelahnya, Sabtu (27/8), Presiden Italia, Sergio Mattarella, dijadwalkan menghadiri pemakaman dua anak beserta kakek dan neneknya yang tewas akibat gempa di Pescara del Tronto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara pencarian korban lain di tengah timbunan reruntuhan masih terus dilakukan, hampir 400 korban luka lainnya menjalani perawatan di rumah sakit. Media lokal melaporkan bahwa sekitar 40 orang di antaranya dalam kondisi kritis.
Tak sampai di situ, sekitar 2.500 orang lainnya kini hidup terkatung-katung karena rumahnya luluh lantak akibat gempa tersebut.
Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, pun berjanji bahwa upaya pembangunan kembali merupakan prioritas utama pemerintahannya. Ia juga menekankan bahwa pembangunan itu harus memperhatikan aspek ketahanan gedung terhadap gempa.
[Gambas:Video CNN]"Kami ingin masyarakat ini memiliki kesempatan masa depan, bukan hanya kenangan," ucap Renzi kepada awak media di Roma pada Kamis.
Italia memiliki rekam jejak buruk dalam pembangunan kembali pasca gempa. Sekitar 8.300 yang terpaksa meninggalkan rumahnya setelah gempa di L'Aquila pada 2009 saja sampai saat ini masih hidup dengan akomodasi sementara.
Kini, Renzi pun tak mau memprediksi kapan para korban gempa akan diberikan rumah. "Ini bukan masalah berjanji. Kami butuh pola kerja cepat seperti pelari maraton," katanya.
Struktur bangunan di Italia sendiri dibuat ratusan tahun lalu, jauh sebelum norma anti-gempa digaungkan di berbagai negara.
Menteri Kebudayaan Italia, Dario Franceschini, menyatakan keprihatinannya karena kini, 293 situs kebudayaan penting, kebanyakan adalah gereja, hancur atau rusak parah akibat gempa.
(stu)