Presiden Uzbekistan Islam Karimov Meninggal Dunia

Denny Armandhanu | CNN Indonesia
Jumat, 02 Sep 2016 16:54 WIB
Presiden Uzbekistan Islam Karimov meninggal dunia pada Jumat (2/9) setelah melalui masa-masa kritis akibat serangan stroke pekan lalu.
Presiden Uzbekistan Islam Karimov meninggal dunia pada Jumat (2/9) setelah melalui masa-masa kritis akibat serangan stroke pekan lalu. (AFP Photo/Pool/ Brendan Smialowski)
Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden Uzbekistan Islam Karimov meninggal dunia pada Jumat (2/9). Sebelumnya Karimov melalui masa-masa kritis di rumah sakit setelah menderita stroke Sabtu pekan lalu.

Tiga diplomat sumber Reuters membenarkan bahwa pemimpin berusia 78 tahun itu telah tutup usia. Sebelumnya Reuters memberitakan bahwa pemerintah kota Samarkand, kota kelahiran Karimov, memerintahkan pembersihan jalan, diduga sebagai persiapan prosesi pemakaman.

"Iya, dia telah meninggal," kata seorang sumber Reuters yang telah menunggui Karimov sejak masuk rumah sakit pekan lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Karimov menderita stroke pada Sabtu lalu. Pemerintah di Tashkent sejak itu tutup mulut soal kondisinya, memicu rumor bahwa pemimpin Uzbekistan selama lebih dari 25 tahun itu telah tiada.

Karimov memimpin Uzbek sejak runtuhnya Uni Soviet tahun 1991. Kepemimpinannya diwarnai dengan represi dan pemberangusan terhadap oposisi, termasuk terhadap putrinya sendiri yang divonis tahanan rumah karena membandingkan kekuasaan ayahnya dengan Joseph Stalin, pemimpin Soviet.

Karimov memenangkan seluruh pemilihan umum di Uzbekistan sejak 1991. Maret lalu dia memastikan kepemimpinan kelimanya untuk periode kelima setelah memenangkan 90 persen suara.

Lembaga HAM internasional menilai Uzbekistan adalah salah satu negara dengan pemilu yang tidak bebas dan adil.

"Tanpa pemerintahan yang kuat, maka akan ada kekacauan di masyarakat," kata Karimov jelang pemilu saat itu.

Memimpin dengan tangan besi

Lahir pada 30 Januari 1938, Karimov dibesarkan di sebuah panti asuhan kota Samarkand. Dia belajar soal teknik dan meniti karier di Partai Komunis hingga menjadi pemimpin Soviet Uzbekistan pada 1989.

Karimov memimpin dengan tangan besi. Sejak tahun 1991, Karimov membersihkan budaya Barat dan fundamentalisme Islam, yang menurutnya adalah ancaman.

Kelompok HAM mengkritik pemerintahannya telah menyiksa dan menangkapi oposisi serta melakukan kerja paksa untuk sektor industri kapas yang berkembang pesat di Uzbekistan. Negara itu juga kaya akan emas dan gas.

Tahun 2002 muncul laporan, rezim Karimov membunuh dua ekstremis dengan memasukkan mereka ke air panas. Namun tuduhan ini dibantah oleh kepolisian Uzbekistan.

Rapor merah kepemimpinan Karimov terjadi dalam peristiwa pembantaian di kota Andijan. Korban tewas diperkirakan antara 200-1.500 orang, saat polisi menembaki para demonstran anti pemerintah.

Pemerintah Karimov membantah soal pembantaian itu dan mengatakan reaksi keras perlu dilakukan untuk melawan ekstremis Islam.

Tantangan terbesar Karimov justru datang dari keluarganya sendiri. Putri tertuanya, Gulnara Karimova, 44, ditangkap dan menjalani tahanan rumah setelah menyebut ayahnya seperti Stalin.

Karimova ditangkap atas tuduhan terlibat "geng kriminal". Dia juga diselidiki di Eropa terkait korupsi perusahaan telekomunikasi senilai lebih dari US$300 juta. Sebelumnya dia juga memicu kemarahan Karimov setelah mengatakan bahwa ibu dan adiknya adalah penyihir.

Belum diketahui siapa yang akan menggantikan Karimov. (den)
ARTIKEL
TERKAIT
REKOMENDASI
UNTUKMU LIHAT SEMUA
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER