PBB: Gencatan Senjata di Yaman Dimulai pada Rabu

Riva Dessthania Suastha/Reuters | CNN Indonesia
Selasa, 18 Okt 2016 19:10 WIB
Utusan Khusus PBB untuk Yaman mengumumkan gencatan senjata antara Houthi dan pemerintah Yaman dimulai pada Rabu (19/10) pukul 23.59 waktu setempat.
Berdasarkan perkiraan PBB, konflik internal Yaman telah merenggut setidaknya 10 ribu orang tewas termasuk 3.800 warga sipil. (Reuters/Mohamed al-Sayaghi)
Jakarta, CNN Indonesia -- Utusan Khusus PBB untuk Yaman, Ismail Ould Cheikh Ahmed, mengumumkan gencatan senjata antara pihak bersengketa, yakni kelompok pemberontak Houthi dan pemerintah Yaman akan dimulai pada Rabu (19/10) pukul 23.59 waktu setempat.

Ahmed mengumumkan bahwa gencatan senjata itu akan berlangsung selama 72 jam, atau sekitar tiga hari ke depan, dan memungkinkan untuk diperpanjang. Gencatan senjata dilakukan untuk mengakhiri konflik dan menyelamatkan masyarakat Yaman dari pertumpahan darah yang berkepanjangan.

"Utusan Khusus PBB menerima pemulihan konflik melalui gencatan senjata yang telah disepakati masing-masing pihak bersengketa," demikian kutipan dalam pernyataan Perwakilan Khsusus PBB, dikutip dari Reuters, Selasa (18/10).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melalui akun Twitter resmi, Menteri Luar negeri Yaman Abdel-Malek al-Mekhlafi menyatakan bahwa Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi sepakat terhadap gencatan senjata selama 72 jam tersebut. Hadi juga setuju jika gencatan senjata itu perlu diperpanjang.

"Presiden setuju jika gencatan senjata 72 jam itu perlu diperpanjang dan pihak lain sepakat terhadap keputusan untuk mengaktifkan DCC dan melepaskan Taiz dari kepungan," tutur Al-Mekhlafi.

DCC merupakan komisi militer yang bertanggung jawab mengawasi gencatan senjata di Yaman, yang didukung oleh PBB.

Pemerintahan Hadi telah meminta akses kemanusian di Taiz, salah satu kota di Yaman yang sebagian besar diduduki pemberontak Houthi. Kelompok ini juga menduduki ibu kota Sanaa sejak 2014 lalu. Pasukan militer Yaman hanya dapat mempertahankan satu dari empat akses rute yang ada.

Houthi dan sekutunya, yakni Iran dan pendukung loyalis mantan presiden Ali Abdullah Saleh, menduduki sebagian besar wilayah utara Yaman. Sementara, koalisi Arab Saudi yang mendukung pemerintahan Hadi menguasai sebagian wilayah Yaman lainnya bersama para penduduk lokal.

Sejauh ini, pemimpin Houthi belum bisa dihubungi terkait gencatan senjata yang akan segera dilaksanakan ini.

Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir menyatakan pihaknya siap melakukan gencatan senjata jika Houthi juga setuju. Namun, Al-Jubeir menanggapi sekptis terkait upaya perdamaian kedua pihak yang bersengketa.

Saudi beserta negara Teluk Arab lainnya meluncurkan serangan udara dan mengerahkan pasukan dalam konflik internal Yaman sejak Maret 2015, guna mendukung pemerintah Hadi memerangi pemberontak Houthi.

Berdasarkan perkiraan PBB, konflik internal Yaman telah merenggut setidaknya 10 ribu orang tewas termasuk 3.800 warga sipil. (ama)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER