Jakarta, CNN Indonesia -- Duta Besar Amerika Serikat Khusus Isu Kebebasan Beragama Internasional David N Saperstein mengklaim ujaran kebencian atau hate speech terhadap Islam dan umat Muslim sangat jarang terjadi di AS.
Menurut Saperstein, sikap intoleran, diskriminatif, dan kejahatan terkait ujaran kebencian terhadap suatu individu/kelompok cukup diperhatikan pemerintah AS. Setiap negara bagian memiliki peraturan dan mekanisme masing-masing dalam melindungi kaum minoritas di AS khususnya dalam hal kebebasan beragama.
“
Hate crime terhadap kaum muslim di AS kecil terjadi. Ada 330 juta warga AS dan hanya sedikit insiden dalam beberapa tahun di AS,” ujar Saperstein dalam diskusi mengenai pluralisme dan kebebasan beragama di Jakarta, Kamis (27/10).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saperstein berujar, perlakuan tidak menyenangkan terhadap kaum Muslim minoritas di AS jarang terjadi karena tak banyak kaum Muslim yang ada di negara itu. Berdasarkan data, sekitar 3,3 juta Muslim tinggal di AS. Islam menjadi agama terbesar ketiga di AS setelah Kristen dan Yahudi.
Saperstein mengatakan, istilah Islamofobia kurang tepat namun banyak digunakan oleh beberapa publik figur seperti politisi dan selebriti. Menurutnya, istilah Islamofobia membingungkan dan menyesatkan.
“Dari sekitar 330 juta warga AS hanya sedikit insiden (diskriminasi kaum Muslim) terjadi. Jauh lebih kecil dari sentimen warga AS terhadap kaum Yahudi (antisemit) dan etnik minoritas lainnya,” ucap Saperstein.
Sementara itu dikutip dari Foreign Policy, jajak pendapat yang dilakukan Universitas Maryland pada 2011 memaparkan 61 persen orang Amerika memiliki pandangan negatif terkait Islam. Persepsi negatif publik AS terhadap Islam meningkat drastis selama 15 tahun terakhir.
Sebelumnya, survei yang dilakukan ABC News setelah serangan 11 September atau 9/11 pada 2001 hanya 39 persen orang Amerika yang melihat Islam tidak baik.
Semenjak serangaan 11 September terjadi, pemberitaan mengenai negara Timur Tengah semakin memprihatinkan dan meningkatkan kasus ujaran kebencian serta stereotipe pada umat Islam di AS bahkan negara Barat lainnya.
Rentetan serangan teror di dalam negeri AS dan belahan dunia lain seperti serangan Paris turut memperparah sentimen masyarakat internasional terhadap Islam.
“Kami mengecam segala tindakan diskriminatif dan ujaran kebencian terhadap kelompok minoritas seperti pada warga Muslim di AS,” ucap Saperstein.
(den)