Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 217 orang pedemo inaugurasi Donald Trump ditangkap oleh Kepolisian Washington DC karena melakukan pengrusakan mobil dan menghancurkan jendela sejumlah toko pada Jumat (20/1) waktu setempat. Tak hanya itu, para demonstran juga melempari polisi dengan batu yang menyebabkan enam polisi terluka.
Peter Newsham, Pelaksana tugas Kepala Kepolisian Washington DC menuturkan sebagian besar anggotanya yang terluka karena berupaya menenangkan massa terpaksa dilarikan ke rumah sakit. Tiga orang diantaranya mengalami cidera berat di kepala.
Newsham menuturkan, setelah Trump selesai mengambil sumpah jabatan, demonstran di sekitar jalan 12th dan K melemparkan batu dan botol ke polisi. Sebagai tindakan balasan, polisi kemudian melontarkan gas air mata untuk membubarkan kerumunan demonstran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, hanya sebagian kecil demonstran yang melakukan aksi pelemparan. Sementara sebagian besar lainnya tetap melakukan aksi dengan damai, dan fokus pada upaya menyampaikan tuntutannya.
“Insidennya berhasil kami isolasikan, jadi secara keseluruhan pelantikan presiden hari ini berjalan lancar,” kata Newsham dikutip dari CNN, Sabtu (21/1).
Ia menambahkan, kepolisian akhirnya menangkap para demonstran yang melakukan aksi kekerasan dengan merusak kendaraan, sampai menghancurkan jendela toko dengan palu dan peralatan lain yang dengan sengaja dibawa.
“Kami menggunakan semprotan merica dan alat kontrol lainnya demi mencegah pengrusakan meluas,” tegasnya.
Lysander Reid-Powell, pelajar berusia 20 tahun dari Meksiko yang juga melakukan aksi demonstrasi berpendapat, masifnya penolakan Trump sebagai presiden karena menilai ada begitu banyak ancaman dari calon kebijakan suksesor Barrack Obama.
“Saya menilai Donald Trump adalah seorang fasis. Dia mudah sekali memanfaatkan emosi orang yang sedang terluka atau sedih untuk menjadi fasis,” katanya.
(gen)