Jakarta, CNN Indonesia -- Hasil perhitungan awal menunjukkan mantan gerilyawan Francisco Guterres memenangkan pemilihan umum presiden Timor Leste hanya dalam satu putaran.
Menurut komisi pemilihan umum, dengan hampir seluruh suara dihitung, Guterres yang juga dikenal sebagai Lu Olo menerima 57 persen dukungan dalam pemilu yang dilaksanakan Senin (20/3).
Perolehan tersebut memenuhi syarat 50 persen suara yang diperlukan untuk menghindari pemilu dua putaran.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pesaing terdekat Guterres, Menteri Pendidikan Antonio de Conceicao, hanya memperoleh 33 persen suara di antara delapan kandidat yang ada, kata ketua komisi pemilihan Alcino Baris kepada
AFP.
Jika hasil terakhir mengonfirmasi kemenangan Guterres, dia akan mengambil alih peran seremonial di tengah waktu menantang yang meliputi negara di bagian timur Nusantara ini.
Cadangan minyak negara yang memisahkan diri dari Indonesia ini mulai menipis dan pemerintahnya masih terus berjuang melawan Australia dalam perselisihan soal energi.
Jika terkonfirmasi, ini adalah kali pertamanya sejak 2002 pemilihan umum presiden dimenangkan dalam satu putaran.
Dia didukung oleh partai kedua terbesar di negaranya, Fretilin, dan partai terbesar yang dipimpin tokoh kemerdekaan Xanana Gusmao, CNRT.
"Dukungan kuat untuk satu kandidat adalah hal yang positif," kata Damien Kingsbury, pakar Timor Leste dari Universitas Deakin Australia yang berada di negeri tersebut sebagai pengamat, kepada
AFP.
Pemilu pertama sejak kepergian penjaga perdamaian PBB ini berjalan lancar dan hanya diwarnai gesekan skala kecil.
Meski jabatan presiden di negara ini bersifat seremonial, perannya cukup penting dalam menjaga hubungan baik antara politisi yang berselisih.
Pemilu ini mendahului pemilihan parlementer yang bersifat lebih penting, menentukan struktur pemerintahan dan perdana menteri, dalam waktu dekat ini.