Jakarta, CNN Indonesia -- Sebuah ledakan dalam ibadah pelayanan Minggu di gereja Kristen Koptik di Tanta, Mesir Utara, Minggu (9/4), dilaporkan menewaskan sedikitnya 15 orang dan membuat 40 jemaat gereja mengalami luka-luka.
Hingga berita ini diturunkan pihak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Mesir mencatat tidak ada satupun Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban. Namun, pihak KBRI melalui Duta Besar Helmy Fauzi meminta semua WNI untuk selalu waspada.
"Sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yang jadi korban pada peristiwa itu. Melalui saluran informal dan kekeluargaan masyarakat Indonesia di Mesir, KBRI Cairo mengimbau agar WNI meningkatkan kewaspadaan," kata Helmy dalam rilis yang diterima CNNIndonesia.com, Minggu (9/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pihak KBRI Mesir meminta agar WNI sementara waktu untuk menghindari tempat keramaian yang merupakan titik rawan ancaman terorisme.Berdasarkan data Kemlu terdapat sekitar 5.711 WNI di Mesir. Sebagian besar adalah mahasiswa.
Dilaporkan oleh media lokal al-Ahram, ledakan terjadi tepat ketika umat kristiani mengikuti misa minggu Palma atau jelang perayaan Paskah, menandai Pekan Suci bagi umat Kristen.
Hingga saat ini, belum diketahui persis kondisi dan siapa pelaku teror bom gereja. Namun, ledakan ini bukan pertama kalinya dialami gereja Kristen Koptik di Mesir.
Pada Desember 2016 lalu, sebuah bom mobil di dekat Katedral Koptik di Kairo juga meledak dan menewaskan sedikitnya 25 orang. Sementara, 45 orang lainnya mengalami luka-luka.
Telegraph melansir, umat Kristen di Mesir yang berjumlah 10 persen dari total 91 juta penduduk kerap menjadi sasaran ekstrimis Islam.
Kristen Koptik mendapatkan serangan penganiayaan dan diskriminasi sejak jatuhnya rezim Hosni Mubarak pada 2011 lalu. Bahkan, puluhan orang tewas dalam bentrokan sektarian.