Sebut Presiden Macron Gay, Pejabat Denmark Dikecam

CNN Indonesia
Kamis, 11 Mei 2017 05:46 WIB
Seorang politisi Denmark disebut homofobia setelah menyerang Presiden Perancis terpilih Emmanuel Macron dengan sebutan gay, di acara debat televisi.
Pejabat Denmark dikecam usai menyebut Presiden Perancis terpilih, Emmanuel Macron gay di acara debat televisi. (REUTERS/Christian Hartmann)
Jakarta, CNN Indonesia -- Seorang politisi Denmark disebut homofobia setelah menyerang Presiden Perancis terpilih Emmanuel Macron dengan sebutan gay, di acara debat televisi.

Dalam acara Debatten dari jaringan televisi DR, Søren Krarup, anggota parlemen Denmark antara tahun 2001 dan 2011, menyebut dia akan lebih memilih rival Macron, Marine Le Pen.

“Saya akan memberi Le Pen suara saya,” ujar Krarup. “Saya tidak akan memilih lelaki tampan yang gay itu.”

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun, saat dikonfirmasi mengenai pernyataan provokatifnya tersebut, Krarup berusaha mengelak.

“Ah, bukan begitu. Saya akan menggunakan kalimat yang lebih baik. Saya akan mengatakan, ‘anak sekolahan yang penurut’” kata dia, dilansir Independent, Rabu (10/5).


Krarup juga menekankan hubungan tidak biasa yang dimiliki Macron dan istrinya, Brigitte Trogneux, guru teater yang berusia 25 tahun lebih tua dari Sang Presiden. Begitu juga rumor soal Macron yang pernah disebut penyuka sesama jenis oleh oposisinya.

Sebutan provokatif itu membuat Krarup dikecam koleganya. Mereka mendesak Krarup meminta maaf. Selain itu, stasiun televisi DR juga dikritik karena mengundang Krarup dan menyiarkan pernyataan itu.

Jesper Petersen, anggota parlemen dari Partai Sosial Demokrat mencuit, “Homofobia dan perilaku tidak hormat bukanlah budaya Denmark.”

Sementara Jakob Engel-Schmidt, juru bicara partai sayap kanan Venstre menyebut komentar Krarup “memalukan dan mengecewakan”. Dia juga menambahkan Krarup harus segera meminta maaf.

Di sisi lain, Krarup mengklaim dia “tidak berniat menggunakan kata-kata bodoh” untuk mendeskripsikan presiden baru Perancis itu.

Koran Politiken melaporkan, Krarup menyebut Macron adalah “pria yang cerdas”. Dia juga meminta maaf melalui surat kabar tersebut, namun bukan untuk ucapannya, melainkan untuk sikapnya yang tidak mendukung LGBT.

“Saya tidak punya simpati terhadap hal itu [LGBT],” ujar Krarup.  


Macron, saat kampanye, sempat digosipkan memiliki hubungan sesama jenis dengan jurnalis terkenal asal Perancis. Rumor itu kemudian digunakan pendukung Le Pen guna menjatuhkan Macron, demikian juga dengan situs pendukung sayap kanan Perancis dan media Rusia. Mereka mengklaim Macron “didukung sponsor gay berduit”.

Awal pekan ini, Macron mengatakan kepada Le Parisien bahwa “homophobia yang merajalela" berada di balik kampanye hitam, yang menganggap homoseksualitas adalah "noda" atau "penyakit tersembunyi".

Dia mengatakan bahwa orang-orang yang percaya rumor tersebut telah "kehilangan akal sehat mereka" dan memiliki "masalah besar dengan homoseksualitas".

Sementara soal hubungannya dengan Trogneux, Macron mengatakan orang-orang tidak bisa menerima cinta tulus. Dia menyebut, jika rentang usia itu dibalik, masyarakat akan menerima.

Mecron pertama kali bertemu dengan istrinya, Brigitte Trogneux, saat dia berusia 15 tahun. Saat itu, Trogneux sudah dia menikah dan memiliki tiga orang anak. Pasangan tersebut menikah pada tahun 2007. Macron waktu itu berusia 29 tahun dan Trogneux berusia 54 tahun.
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER