Soal Sistem Anti Rudal AS, Presiden Korsel Selidiki Kemhan

CNN Indonesia
Kamis, 01 Jun 2017 04:38 WIB
Moon Jae-in meminta penyelidikan dilakukan di kementerian pertahanan setelah diduga sengaja menghilangkan rincian pengadaan sistem anti-rudal AS dalam laporan.
Presiden Moon Jae-in meminta penyelidikan dilakukan di kementerian pertahanan setelah diduga sengaja menghilangkan rincian pengadaan sistem anti-rudal AS dalam laporan. (Foto: REUTERS/Jung Yeon-Je)
Jakarta, CNN Indonesia -- Kementerian Pertahanan Korea Selatan diduga secara sengaja menghilangkan rincian laporan tentang penempatan empat pelontar tambahan untuk sistem pertahanan anti-rudal Amerika Serikat yang kontroversial (THAAD) kepada Presiden Moon Jae-in.

Juru bicara kantor kepresidenan Korsel, Yoon Young-chan, mengatakan Kemhan dengan sengaja menghilangkan rincian soal pengadaan instrumen THAAD dalam laporannya kepada presiden di tengah persiapan pemerintahan baru itu menjelang pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Donald Trump bulan depan.

"Gedung Biru telah mengonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan telah secara sengaja menghilangkan informasi pengantar soal penempatan empat pelontar THAAD dalam laporannya," kata Yoon, Rabu (31/5).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Di tangan Presiden Park Geun-hye, pendahulu Moon, Korsel dan AS sepakat menempatkan THAAD di Seongju, bagian tenggara Korsel, untuk melindungi ancaman dari Korut. Dalam kesepakatannya, penempatan THAAD hanya boleh dilengkapi oleh dua dari maksimum enam pelontar.


Dalam laporan sebelumnya, Kemhan menyertakan data jumlah pelontar yang dipasang dan nama sejumlah pangkalan militer AS tempat alat-alat pertahanan itu dipasang.

Namun, Yoon menuturkan, rujukan itu dihapus dalam versi terakhir laporan yang diberikan Kemhan pada Gedung Biru.

Diberitakan Reuters, Moon dikabarkan telah memerintahkan utusannya untuk menyelidiki Kemhan seputar masalah tersebut, mengatakan hal ini membuatnya "terkejut" karena penempatan pelontar THAAD dilakukan tanpa sepengetahuan pemerintahan baru atau publik.

Sementara itu, Kemhan AS telah bersikap "sangat transparan" dengan pemerintah Korsel soal pengadaan sistem pertahanan ini.


Moon mulai menjabat di Gedung Biru pada 10 Mei lalu tanpa melalui masa transisi. Sebab, Moon memenangkan pemilu kilat yang digelar dua bulan setelah pemakzulan Park akibat skandal korupsi yang menjeratnya.

Karena itu, Moon mewarisi sejumlah menteri dari kabinet pemerintahan Park, termasuk Menteri Pertahanan Han Min-goo

Selama ini, Moon memang dikenal sebagai salah satu politikus yang tak menyetujui penempatan THAAD di negaranya.

Semasa kampanye Moon juga meminta parlemen meninjau kembali penempatan THAAD.

Pria berusia 64 tahun ini bahkan berencana "bernegosiasi secara serius" dengan Washington dan Beijing soal penempatan sistem pertahanan tersebut--yang dianggap sejumlah pihak termasuk China beresiko mengancam keseimbangan keamanan di kawasan.

LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER