Jakarta, CNN Indonesia -- Rumah Wakil Presiden Kenya William Ruto diserang pada Sabtu (29/7). Penyerangan ini melukai seorang polisi yang berjaga di rumah Ruto.
Saat penyerangan terjadi, Ruto sendiri tidak berada di rumah. Namun sampai saat ini detailnya masih belum jelas. Polisi menjelaskan bahwa penyerangan dilakukan oleh satu orang bersenjatakan golok. Namun beberapa sumber keamanan mengatakan kepada AFP bahwa penyerangan dilakukan oleh beberapa orang dengan menggunakan senjata api.
"Ada orang-orang bersenjata yang melakukan serangan tersebut dan menembak petugas. Mereka juga mencuri senjatanya," kata seorang petugas keamanan, merujuk pada unit khusus keamanan elit yang bertugas menjaga rumah Ruto.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber kedua, seorang perwira polisi senior mengungkapkan bahwa pasukan keamanan berusaha untuk meningkatkan penjagaannya, jika masih ada penyerang di sekitar rumah wapres.
"Petugas keamanan lain sudah dikerahkan dan operasi keamanan sedang berlangsung," kata perwira tersebut.
Para saksi juga melaporkan bahwa mereka mendengar beberapa tembakan dilepaskan dari kompleks rumah tersebut.
"Petugas lainnya dengan cepat berpindah tempat dan mengejar penyusup. Penyusup terpaksa bersembunyi di bangunan yang masih dalam tahap pembangunan di samping pintu gerbang," kata kepala polisi Kenya Joseph Boinnet dalam pernyataannya.
Terkait hal ini juru bicara Ruto menolak untuk beerkomentar. Namun petugas keamanan mengungkapkan bahwa Ruto telah meninggalkan rumah sesaat sebelum serangan terjadi. Ruto pergi untuk menghadiri demonstrasi dan menemani Presiden Uhuru Kenyatta yang sedang berjuang untuk menghadapi pemilihan ulang pada 8 Agustus 2017 mendatang.
(chs)