Kapal Rohingya Terbalik, 12 Orang Tewas

Hanna Azarya Samosir | CNN Indonesia
Senin, 09 Okt 2017 10:30 WIB
Setidaknya 12 orang tewas saat satu kapal berisi sekitar 100 pengungsi Rohingya terbalik di Sungai Naf, perairan yang membatasi Myanmar dan Bangladesh.
Ilustrasi pengungsi Rohingya yang tewas saat berupaya menyeberangi Sungai Naf. (Reuters/Mohammad Ponir Hossain)
Jakarta, CNN Indonesia -- Setidaknya 12 orang tewas saat satu kapal berisi sekitar 100 pengungsi Rohingya terbalik di Sungai Naf, perairan yang membatasi Myanmar dan Bangladesh.

Seorang petugas Penjaga Perbatasan Bangladesh (BGB), Abdul Jalil, mengatakan kepada AFP bahwa korban tewas itu, "terdiri dari 10 anak-anak, satu perempuan lanjut usia, dan satu pria."

Komandan penjaga perbatasan di daerah tersebut, Alauddin Nayan, kemudian mengatakan bahwa kapal itu tenggelam di dekat Desa Galachar karena kelebihan kapasitas pada Minggu (8/10) malam.
Menurut Nayan, kapal itu menampung sekitar 40 orang dewasa yang berupaya kabur dari kekerasan di kampung halaman mereka di Rakhine. Namun saat kapal tenggelam, beberapa dari mereka terpaksa berenang kembali ke Rakhine.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sementara itu, 13 orang Rohingya, dua di antaranya anak-anak, diselamatkan oleh pihak Jalil saat menyisir muara sungai semalam suntuk.

Kabar ini semakin memicu kekhawatiran masyarakat internasional atas keselamatan para Rohingya yang mencoba kabur dari gelombang kekerasan terbaru di Rakhine sejak 25 Agustus lalu.

Hingga saat ini, sekitar 520 ribu pengungsi memang berhasil mencapai Bangladesh. Namun, sekitar 150 Rohingya juga tewas tenggelam saat berupaya menyeberangi Sungai Naf menggunakan kapal kecil.

[Gambas:Video CNN]

Pekan lalu saja, 60 orang dilaporkan tewas, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak yang tidak kuat berenang ke tepi ketika kapal mereka terbalik.

Sementara petugas perbatasan Bangladesh sibuk mengevakuasi para pengungsi, masyarakat internasional terus mendesak Myanmar untuk menyelesaikan akar masalah yang menyebabkan eksodus ini.

Selama ini, Rohingya hidup dalam tekanan dan diskrikiminasi di Myanmar. Meski sudah hidup selama beberapa generasi, mereka tetap tidak diakui sebagai warga negara. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER