Jakarta, CNN Indonesia -- Indonesia memperkuat diplomasi perjuangan kemerdekaan Palestina dengan menggandeng Yordania. Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi bertemu Menlu Yordania Ayman Safadi di Kantor Kementerian Luar Negeri Yordania, Amman, Senin (11/12). Pertemuan dilakukan menjelang onferensi Tingkat Tinggi (KTT) Luar Biasa Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengenai Yerusalem di Istanbul, Rabu (13/12).
“Pernyataan unilateral Amerika Serikat mengenai status Yerusalem tidak akan mengubah komitmen kuat diplomasi Indonesia untuk memperjuangkan kemerdekaan Palestina,” kata Retno kepada Menlu Yordania.
Menurut rilis Kementerian Luar Negeri RI, pertemuan itu merupakan rangkaian perjuangan diplomasi Indonesia bagi Palestina. Pertemuan membahas persiapan KTT Luar Biasa OKI, kedua menlu juga berkoordinasi soal langkah diplomatis dalam memperjuangkan status Yerusalem dan kemerdekaan Palestina.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal ini penting dilakukan dengan Yordania mengingat, Raja Yordania adalah Pelayan Situs Suci di Yerusalem, yang memiliki peran pelindung terhadap situs suci Yerusalem; mewakili kepentingan situs suci Yerusalem di dunia internasional; mengatur badan Wakaf di Yerusalem.
Dalam pertemuan, Menlu RI menegaskan sikap bahwa Presiden Joko Widodo yang mengecam keras langkah unilateral Amerika Serikat yang mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel. Retno juga mengajak masyarakat internasional untuk berpegang kepada keputusan ‘status quo’ yang telah ditetapkan Perserikatan Bangsa-bangsa soal status Yerusalem saat ini.
“Kita semua memiliki tanggung jawab moral untuk menghentikan ketidakadilan yang dihadapi rakyat Palestina,” kata Retno.
Menlu RI mengajak Yordania memperkuat perjuangan diplomasi, baik secara bilateral maupun multilateral. Terutama untuk mencegah negara lain mengikuti jejak AS untuk mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel atau memindahkan Kedutaan nya ke Yerusalem.
Retno minta Yordania meyakinkan negara-negara yang belum mengakui Palestina untuk melakukannya. Menlu RI juga menegaskan bahwa dukungan terhadap Palestina juga harus ditunjukan tidak saja secara politis namun juga secara konkret dengan meningkatkan bantuan kemanusiaan, ekonomi dan peningkatan kapasitas.
Terkait dengan persiapan KTT Luar Biasa OKI mengenai Palestina, Menlu RI menyampaikan kehadiran Presiden Jokowi menunjukkan pentingnya isu Palestina tidak saja bagi masyarakat Indonesia. Tapi juga memperlihatkan komitmen Pemerintah Indonesia untuk mendukung kemerdekaan Palestina.
“Tidak akan ada perdamaian yang adil dan hakiki di Timur Tengah sebelum ada Kemerdekaan Palestina,” kata Retno.
Menurutnya, harapan masyarakat di negara-negara OKI sangat besar terhadap hasil KTT Luar Biasa OKI. Oleh karena itu, KTT OKI harus dapat membulatkan suara dan mempersatukan negara-negara OKI untuk membela Palestina.
Dalam kaitan ini, menurut Retno, KTT OKI harus menghasilkan pesan yang kuat, optimal dan dapat diimplementasi terkait penolakan negara-negara OKI terhadap langkah Amerika Serikat.
Selain itu, penting bagi OKI untuk menyepakati langkah konkret untuk mendukung kemerdekaan Palestina. “Negara-negara OKI harus dapat memanfaatkan momen ini tidak saja untuk membulatkan dukungannya terhadap penolakan kebijakan Amerika Serikat, akan tetapi yang lebih penting mendorong agar secepatnya dapat merealisasikan kemerdekaan Palestina,” kata Retno.
(nat)