Jakarta, CNN Indonesia -- Kepanikan menyerang wisatawan di
Hawaii, Amerika Serikat, setelah muncul peringatan serangan rudal pada pukul 08.07 waktu setempat. Suasana yang sebelumnya santai mendadak menjadi gaduh karena para turis berusaha mencari tempat aman untuk berlindung.
"
Rudal balistik menyerang Hawaii. Segera cari perlindungan. Ini bukan simulasi," bunyi peringatan darurat itu, mengutip
CNN.com, Minggu (14/1).
Saat peringatan serangan rudal muncul, para wisatawan langsung berhamburan. Banyak pelancong yang diarahkan menuju barak militer dan berkumpul di depan televisi sambil menanti kabar terbaru. Sementara, wisatawan yang sedang menyantap makan pagi di restoran buru-buru bersembunyi di balik meja.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Orang-orang menangis dan jelas-jelas ketakutan," kata seorang pelancong Jocelyn Azbell.
Ketika mendapatkan peringatan serangan rudal, ia bercerita, baru terbangun tidur di kamar hotelnya di Pulau Maui, pulau kedua terbesar di Hawaii.
Azbell menyebutkan, ia dan ratusan pengunjung lainnya digiring menuju ruangan bawah tanah oleh petugas hotel agar aman dari serangan rudal.
Kemudian, mereka menunggu dengan cemas ketakutan di ruang bawah tanah itu. Setelah 20 menit, petugas hotel memberitahu bahwa peringatan serangan rudal balistik itu keliru.
Azbell mengaku lega mendengar kabar itu. "Hawaii sangat cantik. Tapi, ini bukan tempat di mana saya ingin mati," tuturnya.
Wisatawan benar-benar menduga serangan rudal bakal menyerang Hawaii karena tensi tinggi hubungan AS dan Korea Utara. Apalagi, Hawaii merupakan negara bagian AS yang letaknya dekat dengan Korea Utara.
"Dengan suasana politik baru-baru ini. Kami benar-benar mengira ini serius," imbuh Kutub Mesiwala, wisatawan lainnya yang tengah berlibur di Waikiki.
Setelah kejadian ini, Pemerintah Hawaii segera mengeluarkan pemintaan maaf karena peringatan keliru tersebut. Gubernur Hawaii David Ige menjelaskan, peringatan muncul lantaran kesalahan operator yang keliru memencet tombol.
"Kesalahan itu terjadi ketika ada perubahan prosedur standar petugas jaga dan salah seorang petugas keliru memencet tombol yang salah," pungkasnya.
[Gambas:Video CNN] (bir)