Jakarta, CNN Indonesia -- Sebanyak 18 orang tewas dan belasan lainnya luka akibat serangan kelompok
Taliban di Hotel Intercontinental di Kabul,
Afghanistan, Sabtu (20/1). Sebagian besar korban tewas dilaporkan berkewarganegaraan asing.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Afghanistan, Najib Danish, mengatakan 14 korban tewas adalah warga asing. Namun dia tidak memberikan informasi spesifik mengenai negara asal mereka.
"Saya ingin mengatakan secara jelas dan tepat bahwa jumlah korban total dalam serangan di hotel tersebut adalah 14 warga asing dan empat warga Afghanistan. Dan sebanyak 160 orang berhasil diselamatkan dari serangan itu," kata Danish, Minggu (21/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berdasarkan laporan awal, Danish juga mengatakan 11 dari korban tewas merupakan kru maskapai penerbangan Kam Air yang tengah menginap di hotel tersebut. Sebagian besar kru pesawat tersebut juga warga asing.
CEO Kam Air, Kapten Samad Usman Samadi, mengonfirmasi bahwa 42 krunya tengah menginap di hotel tersebut saat serangan terjai dan 16 di antaranya hingga kini masih dilaporkan hilang.
Di Kiev, Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin mengatakan bahwa enam warganya termasuk korban tewas dalam insiden Sabtu malam itu.
Media lokal melaporkan ada warga Venezuela yang ikut menjadi korban serangan itu, meski belum ada konfirmasi dari pihak berwenang maupun perwakilan negara itu.
Danish mengatakan Mufti Ahmad Farzan, anggota Dewan Tinggi Perdamaian yang bertanggung jawab dalam upaya rekonsiliasi negara, ikut tewas dalam peristiwa tersebut
Seorang pejabat Kemlu Afghanistan mengatakan bahwa diplomat seniornya, Abdullah Poyan, turut menjadi salah satu korban luka serius dalam serangan itu.
Serangan bermula saat kelompok bersenjata menerobos masuk hotel berbintang itu dan melontarkan serangkaian tembakan ke arah tamu-tamu hotel. Para pelaku juga turut menyandera sejumlah tamu hotel.
Kelompok Taliban mengaku bertanggung jawab atas indien mematikan itu. Juru bicara kelompok pemberontak itu, Zabihullah Mujahid, menyampaikannya melalui surat elektronik, yang diterima sejumlah media.
Ini merupakan kedua kalinya Taliban menyerang hotel mewah tersebut. Kelompok itu pernah menyerang hotel yang merupakan bagian dari Grup InterContinental itu 2011 lalu.
Direktur Regional Telecom Afghanistan, Aziz Tayeb, mengatakan dirinya melihat para penyerang saat memasuki hotel. Saat insiden terjadi, dirinya tengah menghadiri suatu konferensi telekomunikasi di hotel tersebut.
"Semuanya berubah kacau dalam sektika. Saya bersembunyi di belakang pilar dan saya melihat orang-orang yang menikmati situasi itu di tengah sebagian lainnya yang berteriak, berlari, bahkan terjatuh karena tertembak," kata Tayeb kepada
AFP.
Militer Afghanistan dibantu oleh pasukan Norwegia akhirnya berhasil menaklukan para penyerang yang diduga telah berada di dalam hotel bahkan sebelum insiden terjadi setelah 12 jam bertempur. Lima penyerang dilaporkan tewas dalam serangan itu.
[Gambas:Video CNN] (nat)