Jakarta, CNN Indonesia -- Pada perayaan Paskah, Minggu (1/4), Paus Fransiskus mendorong terjadinya rekonsiliasi dan perdamaian untuk meredakan berbagai konflik di dunia, dari mulai Timur Tengah hingga Suriah.
"Kami mendorong adanya rekonsiliasi untuk Tanah Suci, yang juga mengalami luka-luka dalam konflik, bagi Yaman dan untuk seluruh Timur Tengah," kata Paus dalam perayaan Paskah, Minggu (1/4), seperti dilansir dari AFP.
Paus Fransiskus merayakan Paskah di bawah pengamanan ketat dan langit yang cerah pada hari Minggu di depan puluhan ribu peziarah berkumpul di Lapangan Santo Petrus yang dihias banyak bunga. Di bawah tradisi lama, Belanda menyumbangkan sekitar 50.000 tulip, bunga bakung, mawar dan anggrek untuk acara ini.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Akses ke alun-alun terkenal untuk misa pada hari paling suci dalam kalender Kristen, menandai kebangkitan Yesus, dikontrol dengan ketat. Turis dan pendeta sama-sama membentuk antrean panjang agar barang-barang mereka diperiksa dan melewati detektor logam.
Selain menyinggung soal konflik di Timur Tengah, Paus Fransiskus juga berharap berlangsungnya pembicaraan untuk mengurangi ketegangan yang sudah berlangsung lama di semenanjung Korea, dan mendorong "perdamaian" di kawasan itu.
"Semoga mereka yang bertanggung jawab langsung bertindak dengan kebijaksanaan demi kebaikan rakyat Korea dan membangun kepercayaan dengan komunitas internasional," kata Paus.
Masih menyoal konflik, ia juga mendesak diakhirinya "pembantaian" di Suriah, menyerukan akses ke bantuan kemanusiaan untuk difasilitasi serta "kondisi yang tepat" bagi para pengungsi untuk pulang.
"Hari ini kami memohon buah perdamaian di seluruh dunia, dimulai dengan tanah Suriah yang tercinta dan lama menderita," kata Paus dalam pidatonya yang diberi tajuk "Urbi et Orbi" atau berarti 'Kepada Kota dan Dunia', dari balkon Basilika Santo Petrus.
Dia mendesak "bahwa hukum humaniter dapat dihormati, dan perlunya ketentuan dibuat untuk memfasilitasi akses bantuan yang sangat dibutuhkan oleh saudara dan saudari di area konflik, sementara juga memastikan kondisi yang tepat untuk kembalinya para pengungsi."
(rah)