Militer Inggris Belum Tahu Asal Racun pada Agen Rusia

Riva Dessthania Suastha | CNN Indonesia
Rabu, 04 Apr 2018 13:12 WIB
Pusat Riset Militer Inggris belum dapat memastikan asal racun pada agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang ditemukan tak sadarkan diri di Salisbury, Maret lalu.
Pusat Riset Militer Inggris belum dapat memastikan asal racun pada agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang ditemukan tak sadarkan diri di Salisbury, Maret lalu. (Reuters/Peter Nicholls)
Jakarta, CNN Indonesia -- Pusat Riset Militer Inggris belum dapat memastikan asal racun pada agen ganda Rusia, Sergei Skripal, yang ditemukan tak sadarkan diri bersama putrinya, Yulia, di Salisbury pada Maret lalu.

Direktur Eksekutif Laboratorium Porton Down, Gary Aitkenhead, mengatakan bahwa pihaknya memang sudah mengonfirmasi racun tersebut adalah Novichok, tapi belum dapat memastikan produsennya Rusia atau bukan.

"Kami belum bisa mengidentifikasi sumber tepat racun itu, tetapi kami sudah berikan sejumlah informasi ilmiah kepada pemerintah yang kemudian menggunakan sejumlah sumber lain untuk mengumpulkan kesimpulan seperti yang sudah Anda peroleh," kata Aitkenhead.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Tugas kami adalah memberikan bukti ilmiah mengenai racun saraf ini. Kami telah mengidentifikasi bahwa racun ini berasal dari kelas khusus yakni kelas militer, tapi bukan tugas kami untuk mengatakan di mana racun ini diproduksi," lanjutnya.
Pernyataan Aitkenhead itu kemudian digunakan Presiden Vladimir Putin untuk mematahkan tudingan Inggris dan sebagian negara barat terhadap Rusia selama ini. Menurutnya, ada 20 negara lain yang memproduksi racun saraf.

"Saya terkejut dengan cepatnya kampanye anti-Rusia digaungkan dan diluncurkan," ucap Putin dalam jumpa pers bersama Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Ankara.

Meski demikian, pemerintah Inggris tetap menuding Rusia sebagai dalang di balik upaya peracunan Skripal mengingat Novichok adalah racun kimia yang dikembangkan militer Soviet di tahun 1970 dan 1980an.

"Merujuk pada pernyataan PM (Theresa) May pada 12 Maret lalu, selama satu dekade terakhir Rusia telah meneliti cara mengirim racun saraf yang mungkin dipakai untuk membunuh, bahkan menghasilkan dan menimbun sejumlah kecil Novichok," kata juru bicara pemerintah Inggris.
Dalam pernyataan juru bicara itu, Inggris juga menilai Rusia memiliki catatan yang memperkuat dugaan bahwa Kremlin berada di balik peracunan Skripal.

"Catatan Rusia dalam melakukan pembunuhan yang disponsori negara juga penilaian kami bahwa Rusia memandang mantan staf intelijen sebagai target mereka," katanya, sebagaimana dikutip CNN. (has)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER