Jakarta, CNN Indonesia --
China dikabarkan sedang menjajaki pembangunan
pangkalan militer di
Vanuatu, negara Pasifik Selatan. Rencana itu diduga bakal memicu ketegangan di kawasan.
Kabar yang dilansir media Australia itu mengutip sumber anonim menyatakan bahwa proposal resmi belum dibuat. Meski begitu, pembicaraan awal tentang lokasi pangkalan militer permanen di Vanuatu telah dilakukan.
Disebutkan bahwa prospek pangkalan militer China yang terletak sangat dekat dengan Australia itu telah dibahas antar pejabat tinggi Australia dan Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dilansir
Australian Broadcasting Corporation (ABC), Menteri Luar Negeri Julie Bishop mengaku tidak tahu soal rencana tersebut. "Pemerintah Vanuatu telah menyatakan tidak ada proposal semacam itu," kata Bishop seperti dikutip
ABC.net.au, Selasa (10/4).
"Saya menyadari bahwa China makin terlibat di Pasifik, kapal-kapal China mengunjungi Vanuatu tahun lalu, sebagai bagian dari kunjungan ke kawasan, tapi kunjungan seperti ini normal bagi banyak tetangga di seluruh dunia," kata Bishop.
"Kita harus ingat bahwa Vanuatu adalah negara berdaulat, hubungan luar negeri dan pertahanan adalah masalah Vanuatu."
"Saya tetap yakin bahwa Australia adalah mitra strategis pilihan Vanuatu," kata Bishop.
Kantor berita
Reuters menyatakan juru bicara Perdana Menteri Vanuatu, Charlot Salwai belum membalas email yang meminta tanggapan. Komisioner Tinggi/Duta Besar Vanuatu dan Kedutaan Besar China di Canberra belum berkomentar.
Adapun Selandia Baru telah bereaksi keras. Perdana Menteri Jacinda Ardern menegaskan negaranya menentang militerisasi China di Pasifik. Dia menyatakan bahwa Selandia Baru mengamati aktivitas tersebut di Pasifik. "Selandia Baru menentang militerisasi di Pasifik," kata Ardern seperti dikutip situs berita Selandia Baru,
stuff.co.nz, Selasa (10/4).
Ardern menyatakan dia tidak dapat memastikan validitas kabar tersebut. Pernyataannya merupakan tanggapan atas kabar media. Jika benar, Selandia Baru akan menyampaikan kekhawatirannya termasuk dalam secara bilateral, kata Ardern.
Vanuatu terletak sekitar 2.000 kilometer dari Australia dan 3.000 kilometer dari Selandia Baru. Negeri berpenduduk 270 ribu jiwa itu dibanjiri aliran dana pembangunan senilai ratusan juta dolar. Pekan lalu, Beijing berkomitmen untuk membangun kediaman resmi Perdana Menteri Salwai, dan sejumlah gedung pemerintah lainnya.
Media Fairfax menyatakan diskusi awal membahas kesepakatan akses dimana kapal-kapal angkatan laut China dapat merapat untuk perbaikan, mengisi bahan bakar dan logistik, dan akhirnya akan menjadi pangkalanmiliter penuh.
China membuka pangkalan militer pertamanya di luar negeri pada Agustus 2017 di Djibouti, Tanduk Afrika. Beijing menyebutnya fasilitas logistik.
(nat)