Jakarta, CNN Indonesia --
Korea Selatan dan
Korea Utara berencana mempertemukan kembali sedikitnya 100 ribu keluarga yang terpisah sejak Perang Korea, di Hari Kemerdekaan Korea pada 15 Agustus mendatang.
Duta Besar Korsel untuk Indonesia, Kim Chang-beom, mengatakan rencana tersebut merupakan salah satu hasil positif dari pertemuan antara Presiden Moon Jae-in dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong-un pada pekan lalu.
"Sejauh ini, berdasarkan data Kementerian Unifikasi Korsel, ada 100 ribu keluarga yang memiliki kerabat terpisah di Korut dan akan kami pertemukan," kata Kim kepada wartawan di Kedutaan Korsel di Jakarta, Senin (30/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kim mengatakan reuni keluarga ini bukan pertama kali terjadi.
Pyongyang dan Seoul setidaknya telah menggelar 19 kali reuni antara 1985-2015 dan mempertemukan puluhan ribu warga Korsel dengan orang tua atau sanak keluarga lainnya yang tinggal di Korut.
Sekitar 60 ribu warga Korsel masih menunggu giliran untuk bisa bertemu dengan keluarganya di Korut. Sebagian besar dari mereka berusia 80 tahun ke atas.
Reuni terakhir digelar pada 2015 lalu, di mana sekitar 100 warga Korsel lanjut usia diperbolehkan bertemu dengan kerabat dan keluarganya dari Korut selama tiga hari.
Pertemuan ini biasanya dilakukan di wilayah demiliterisasi (DMZ) atau perbatasan kedua negara. Kim mengatakan pertemuan keluarga juga kerap digelar di Gunung Berlian atau Kumgang Mountain, tenggara Korut.
"Mengenai detail proses pertemuannya masih menunggu pembicaraan dari pemerintah pusat dan juga Palang Merah sebagai salah satu organisasi yang berperan dalam proyek ini," kata Kim.
Meski upaya mempertemukan bukan lah hal baru, Kim menekankan reuni keluarga kali ini sangat berbeda dari yang sebelumnya. Menurutnya, rencana mempertemukan keluarga ini muncul dari mulut kedua pemimpin Korea saat bertemu kemarin.
"Dan Korut berjanji dan berkomitmen soal reuni ini secara sungguh-sungguh. Jadi saya pikir ada perubahan suasana dan interaksi antara kedua Korea, dari semula konfrontasi menjadi dialog. Ini sangat penting," ujar Kim.
(aal)