Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
India pada Minggu (23/9) mengumumkan telah merilis asuransi kesehatan terbesar di dunia. Perdana Menteri Narendra Modi mengatakan kover 'BPJS' ala India ini akan mencakup sekitar 500 juta penduduk miskin.
Program yang disebut sebagai Modicare itu menjanjikan pembiayaan pengobatan hingga 500 ribu rupee atau sekitar Rp102,5 juta kepada setiap keluarga miskin untuk mengobati penyakit serius.
Skema pembiayaan tersebut diperkirakan akan membebani anggaran pemerintah pusat dan 29 daerah dengan total sebesar US$1,6 miliar atau setara dengan Rp23,7 triliun per tahun.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pembiayaan akan bertambah seiring dengan peningkatan klaim.
Perdana Menteri Modi menyerahkan kartu Modicare yang dirilis di Ranchi, ibu kota Jharkhand, dan menyebut momentum tersebut sebagai hari bersejarah bagi India.
Modi menyebut skema tersebut sebagai "sebuah tahapan besar menyediakan pelayanan kesehatan yang dapat diakses dan berkualitas baik bagi masyarakat miskin India. Lebih dari 100 juta keluarga akan mendapatkan manfaat tersebut."
Sistem kesehatan publik India selama ini terkendala akibat kekurangan rumah sakit dan dokter dan kebanyakan masyarakat menggunakan klinik serta rumah sakit swasta bagi mereka yang mampu.
Namun biaya pengobatan di klinik atau pun pelayanan kesehatan swasta dapat memakan biaya sebesar 1.000 rupee atau setara dengan US$15. Biaya tersebut terbilang amat besar bagi jutaan masyarakat yang mendapatkan pendapatan sebesar kurang dari US$2 per hari.
Pemerintah India memperkirakan lebih dari 60 persen dari rata-rata pengeluaran keluarga digunakan untuk kesehatan dan obat-obatan.
Para ahli memberikan apresiasi pada program India terbaru ini namun mereka mengatakan program ini harus mencakup pelayanan kesehatan primer alih-alih untuk sekunder dan tersier.
Selain itu, alokasi pembiayaan kesehatan ini juga mestinya menyasar penyakit yang serius dan membutuhkan penanganan jangka panjang.
"Mediocare tidak memperluas hingga pelayanan kesehatan primer, yang, kami percaya adalah yang terlemah dalam penyediaan kesehatan masyarakat di India," kata Rajiv Lall dan Viviek Dehejia dari IDFC Institute.
"Poin krusial adalah bahwa pelayanan kesehatan primer yang buruk suka tak suka meningkatkan beban kesehatan dan keuangan pada tingkat sekunder dan tersier." lanjut mereka.
(end)