Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri
Israel Benjamin Netanyahu mengatakan dia menolak undangan UNESCO, badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Budaya dan Pendidikan, untuk menghadiri konferensi tentang anti-semitisme di New York, Amerika Serikat.
Penolakan ini dilakukan karena Israel menganggap PBB telah bersikap "bias yang mengerikan" terhadap negaranya. Hal ini terutama terkait dengan penanganan konflik Israel-Palestina.
Anti-semitisme adalah pandangan yang mendiskriminasi, berprasangka, dan memusuhi terhadap orang Yahudi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sementara saya memuji semua upaya memerangi gerakan semitisme, saya telah memutuskan untuk tidak berpartisipasi dalam konferensi UNESCO minggu ini mengenai anti-semitisme karena sikap bias organisasi yang mengerikan terhadap Israel," ucap Netanyahu melalui pernyataan yang dirilis kantornya di Tel Aviv, Kamis (27/9).
Israel sendiri telah mengundurkan diri dari UNESCO pada 2017 lalu mengikuti jejak AS. Netanyahu menganggap organisasi itu mengadopsi kebijakan anti-Israel.
Netanyahu, yang kini tengah menghadiri sidang Majelis Umum PBB, menilai organisasi tersebut "harus melakukan lebih dari sekedar mengadakan konferensi anti-semitisme dengan segera berhenti mempraktikan anti-semitisme."
Sementara itu, meski tak menanggapi ketidakhadiran Netanyahu dalam acaranya, Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay menganggap pendidikan dan budaya adalah cara terbaik memerangi intoleransi dan diskriminasi.
"Anti-semitisme merongrong hak-hak dasar secara umum," kata Azoulay seperti dikutip AFP.
"Mengatasinya adalah demi membela kebebasan mendasar demi mempertahankan martabat dan kesetaraan semua umat manusia."
(rds/eks)