Jakarta, CNN Indonesia --
Gempa berkekuatan 7 skala richter mengguncang Pulau New Britain,
Papua Nugini, pada Kamis (11/10) pagi.
Badan Survei Geologi AS (USGS) mengatakan pusat gempa terletak 125 kilometer dari timur kota Kimbe di pulau itu dengan kedalaman 40 kilometer.
Guncangan susulan berkekuatan 6,2 skala richter juga sempat menerjang wilayah itu sebelum dan sesudah gempa utama berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pusat Peringatan Tsunami Pasifik sempat memberlakukan peringatan tsunami di wilayah itu, meski tak lama peringatan itu dicabut. Semula, peringatan itu ditujukan bagi wilayah-wilayah pesisir pulau yang berada 300 kilometer dari pusat gempa, demikian dikutip AFP.
Namun, badan itu kemudian merevisi prediksinya tersebut dengan mengatakan "berdasarkan semua data yang tersedia, ancaman tsunami dan gempa bumi telah berlalu."
Juru bicara Kantor Manajemen Bencana Nasional Papua Nugini di Port Moresby, Chris McKee, mengatakan hingga kini belum ada laporan kerusakan pascagempa.
Meski begitu dia mengatakan telah menghubungi otoritas New Britain untuk memastikan situasi dan kondisi pascagempa. Sebab, USGS melaporkan "kemungkinan kecil ada korban gempa dan kerusakan" akibat gampa.
McKee mengatakan guncangan gempa mungkin tidak sebesar dari laporan awal yang dirilis Pusat Peringatan Tsunami Pasifik.
"Kami percaya bahwa guncangan gempa berada di kisaran 6 skala richter, bukan 7,3 skala richter seperti yang dilaporkan. Dan mungkin kedalaman gempa lebih dari 50-70 kilometer," kata McKee kepada AFP.
"Pada kedalaman dan paramameter itu, kami tidak memprediksi tsunami bisa terjadi."
Sama seperti Indonesia, Papua Nugini merupakan negara yang dikelilingi cincin api Pasifik. Kawasan ini berada di pusat pertemuan lempeng tektonik sehingga rawan dilanda gempa dan tsunami.
Februari lalu, Papu Nugini juga diguncang gempa berkekuatan 7,5 skala richter hingga menewaskan 125 orang. Gempa tersebut memutus akses transportasi ke daerah-daerah dan desa terpencil
(rds/eks)