Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Donald Trump kembali mempertanyakan kebenaran mengenai perubahan iklim ketika mengunjungi para korban
Badai Michael pada Senin (15/10).
Berbicara di tengah para korban, Trump mengungkapkan keraguannya akan anggapan bahwa perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia.
Trump memang merupakan orang yang skeptis terhadap perubahan iklim. Ia percaya iklim akan berubah. Namun dia menganggap setiap perubahan mungkin tidak permanen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada sesuatu di sana, buatan manusia atau bukan, yang jelas ada sesuatu di sana. Itu akan terjadi bolak balik," kata dia saat mengunjungi Georgia.
Ia kemudian mengambil contoh badai ganas yang menyebabkan kerusakan di masa lalu.
"Yang mereka katakan jauh lebih buruk. Dua atau tiga kali lebih buruk. Pertama pada 1980an dan kedua saat 50 tahun lalu. Angin kekuatan 322 kilometer per jam. Siapa yang tahu? Itulah angka-angkanya," kata dia.
Selain Georgia, Trump juga mengunjungi Florida. Kedua daerah ini adalah daerah yang terkena dampak topan Michael paling parah. Di sana, Trump mengamati berbagai pohon tumbang dan rumah yang hancur.
"Luar biasa, kekuatan badai. Seseorang mengatakan itu seperti tornado yang sangat besar. itu benar-benar seperti ini," kata dia.
 Donald Trump mengunjungi relawan penanggulangan bencana Badai Michael. (Reuters/Kevin Lamarque) |
Berdasarkan laporan dari media AS, badai Michael menghantam wilayah pantai barat Florida dengan kekuatan angin 250 kilometer per jam. Sedikitnya 18 orang tewas akibat bencana ini.
Badai ini juga menyebabkan ribuan rumah hancur. Saluran listrik serta jaringan telepon juga tidak berfungsi di beberapa wilayah.
"Anda bahkan tidak tahu mereka memiliki rumah," kata Trump menanggapi para korban yang rumahnya hancur.
Petugas bantuan baru tiba setelah badai merusak pusat distribusi air dan makanan. Antrean mobil mulai terlihat mengular di sejumlah pom bensin.
Pada Senin (15/10) pagi, lebih dari sebagian wilayah di Bay Country masih belum dialiri listrik. Sementara itu, lebih dari 80 persen kabupaten pedalaman hidup tanpa aliran listrik.
"Sekarang ini hanya dapat berusaha bertahan hidup," kata Daniel Fraga seorang penduduk di kota Panama.
"Hal yang baik adalah kita semua datang bersama, kita semua saling membantu, dan kita bersama untuk ini."
[Gambas:Video CNN]Kerusakan juga terjadi di pangkalan Angkatan Udara Tyndall yang terletak di kota Panama dan pantai Meksiko. Beberapa spekulasi media menyebut sejumlah jet tempur F-22 tidak dapat beroperasi menjelang kedatangan badai Michael.
Setiap pesawat menghabiskan biaya lebih dari $330 juta (Rp 5 triliun) untuk pengembangan dan pembuatannya.
"Secara visual, mereka semuanya utuh dan terlihat jauh lebih baik dari yang diperkirakan mengingat kerusakan di beberapa struktur," demikian pernyataan Angkatan Udara.
"Para profesional yang merawat pesawat kami akan melakukan penilaian lebih rinci mengenai pesawat raptors F-22 dan pesawat lain sebelum kami dapat mengatakan dengan pasti bahwa pesawat rusak dan diperbaiki dan kembali beroperasi."
(cin/has)