
PM Inggris: Mustahil Brexit Tanpa Kesepakatan Uni Eropa
AFP, CNN Indonesia | Sabtu, 19/01/2019 23:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Perdana Menteri Theresa May menganggap mustahil bagi Inggris untuk keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan kerja sama dengan kawasan itu, yang kerap disebut 'hard Brexit'.
Pernyataan itu diutarakan May menanggapi surat pemimpin koalisi oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang meminta dirinya tak melibatkan Uni Eropa sebagai prasyarat dalam pembicaraan proposal Brexit antara pemerintah-parlemen.
Hal itu disampaikan May setelah draf proposalnya soal rancangan undang-undang Brexit kalah suara lagi di parlemen pada awal pekan lalu.
RUU Brexit rancangan May menginginkan Inggris keluar Uni Eropa dengan cara 'halus' atau 'soft Brexit', di mana negaranya tetap menjalin hubungan ekonomi sedekat mungkin dengan blok tersebut.
Sementara itu, parlemen dan mayoritas pendukung Brexit ingin Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun.
Akibat kekalahan pemerintah, kesepakatan Brexit kian tidak jelas bahkan di ambang kehancuran. Padahal undang-undang mengenai Inggris keluar dari Uni Eropa harus rampung pada 29 Maret mendatang.
Kekacauan ini membuat oposisi pemerintah mengajukan mosi tidak percaya demi menggulingkan May. May lagi-lagi berhasil lolos setelah mosi tidak percaya kalah suara dalam pemungutan suara pada Rabu (16/1).
Tak lama, May mengajak sejumlah petinggi parlemen dari oposisi untuk bertemu, termasuk Corbyn. Namun, ia "kecewa" karena Corbyn tak menerima tawarannya untuk bertemu dan berdiskusi tentang penyelesaian proposal RUU Brexit.
"Pintu saya tetap terbuka lebar untuk pertemuan dan diskusi tanpa prasyarat apa pun. Saya akan dengan senang hati mendiskusikan proposal RUU Brexit gagasan Corbyn yang memungkinkan kerja sama bea cukai dengan Uni Eropa," kata May seperti dikutip AFP pada Jumat (18/1) kemarin.
"Tapi, bukan kewenangan pemerintah untuk menetapkan Inggris keluar Uni Eropa tanpa kesepakatan."
Lebih lanjut, May mengatakan berdasarkan aturan Uni Eropa, Inggris akan keluar dari blok itu tanpa kesepakatan pada 29 Maret kecuali parlemen Inggris sepakat melaksanakan 'soft Brexit' atau pemerintah membatalkan pengajuan penarikan diri dan memilih tetap menjadi anggota secara permanen.
"Jadi ada dua cara menghindari Brexit tanpa kesepakatan, yakni mendukung Brexit dengan kesepakatan (bersama Uni Eropa) terutama melalui sebuah perjanjian penarikan diri khusus yang telah disepakati Uni Eropa, atau mencabut permintaan penarikan diri dan membatalkan hasil referendum," papar May.
"Saya percaya membatalkan hasil referendum merupakan (keputusan) yang salah." (rds/mik)
Pernyataan itu diutarakan May menanggapi surat pemimpin koalisi oposisi dari Partai Buruh, Jeremy Corbyn, yang meminta dirinya tak melibatkan Uni Eropa sebagai prasyarat dalam pembicaraan proposal Brexit antara pemerintah-parlemen.
Hal itu disampaikan May setelah draf proposalnya soal rancangan undang-undang Brexit kalah suara lagi di parlemen pada awal pekan lalu.
RUU Brexit rancangan May menginginkan Inggris keluar Uni Eropa dengan cara 'halus' atau 'soft Brexit', di mana negaranya tetap menjalin hubungan ekonomi sedekat mungkin dengan blok tersebut.
Sementara itu, parlemen dan mayoritas pendukung Brexit ingin Inggris benar-benar keluar dari Uni Eropa tanpa kesepakatan apa pun.
Akibat kekalahan pemerintah, kesepakatan Brexit kian tidak jelas bahkan di ambang kehancuran. Padahal undang-undang mengenai Inggris keluar dari Uni Eropa harus rampung pada 29 Maret mendatang.
Kekacauan ini membuat oposisi pemerintah mengajukan mosi tidak percaya demi menggulingkan May. May lagi-lagi berhasil lolos setelah mosi tidak percaya kalah suara dalam pemungutan suara pada Rabu (16/1).
Tak lama, May mengajak sejumlah petinggi parlemen dari oposisi untuk bertemu, termasuk Corbyn. Namun, ia "kecewa" karena Corbyn tak menerima tawarannya untuk bertemu dan berdiskusi tentang penyelesaian proposal RUU Brexit.
"Pintu saya tetap terbuka lebar untuk pertemuan dan diskusi tanpa prasyarat apa pun. Saya akan dengan senang hati mendiskusikan proposal RUU Brexit gagasan Corbyn yang memungkinkan kerja sama bea cukai dengan Uni Eropa," kata May seperti dikutip AFP pada Jumat (18/1) kemarin.
"Tapi, bukan kewenangan pemerintah untuk menetapkan Inggris keluar Uni Eropa tanpa kesepakatan."
Lebih lanjut, May mengatakan berdasarkan aturan Uni Eropa, Inggris akan keluar dari blok itu tanpa kesepakatan pada 29 Maret kecuali parlemen Inggris sepakat melaksanakan 'soft Brexit' atau pemerintah membatalkan pengajuan penarikan diri dan memilih tetap menjadi anggota secara permanen.
"Jadi ada dua cara menghindari Brexit tanpa kesepakatan, yakni mendukung Brexit dengan kesepakatan (bersama Uni Eropa) terutama melalui sebuah perjanjian penarikan diri khusus yang telah disepakati Uni Eropa, atau mencabut permintaan penarikan diri dan membatalkan hasil referendum," papar May.
"Saya percaya membatalkan hasil referendum merupakan (keputusan) yang salah." (rds/mik)
ARTIKEL TERKAIT

Mobil Terbalik, Pangeran Philip Selamat Dari Kecelakaan
Internasional 1 bulan yang lalu
INFOGRAFIS: Brexit Makin Amburadul
Internasional 1 bulan yang lalu
Theresa May Gagal Digulingkan Lewat Mosi Tidak Percaya
Internasional 1 bulan yang lalu
AS-Inggris Latihan Militer Gabungan Perdana di LCS
Internasional 1 bulan yang lalu
Kalah Voting Lagi, Oposisi Inggris Kembali Goyang PM May
Internasional 1 bulan yang lalu
Parlemen Inggris Tolak Draf Brexit Usulan Theresa May
Internasional 1 bulan yang lalu
BACA JUGA

Honda Umumkan Tutup Pabrik di Inggris Sebelum Brexit
Teknologi • 22 February 2019 10:19
Zuckerberg Gelar Pertemuan Tertutup dengan Pemerintah Inggris
Teknologi • 22 February 2019 08:00
The Fed Sebut Pertumbuhan AS Turun, Resiko Global Meningkat
Ekonomi • 21 February 2019 04:54
PDIP dan Partai Asing Bahas Situasi Akar Rumput Saat Pemilu
Nasional • 20 February 2019 03:13
TERPOPULER

Ahli PBB Desak RI Selidiki Polisi Papua yang Gunakan Ular
Internasional • 3 jam yang lalu
Jelang Pertemuan Trump-Kim Jong-un, Korut Krisis Pangan
Internasional 2 jam yang lalu
Saudi Cegat Dua Warganya yang Ingin Kabur di Hong Kong
Internasional 3 jam yang lalu