Jakarta, CNN Indonesia -- Sekelompok demonstran berunjuk rasa di luar Gedung Putih pada Senin (18/2) untuk memprotes deklarasi darurat nasional Presiden
Donald Trump. Trump mengambil keputusan itu dengan dalih demi mencairkan anggaran tembok perbatasan
Amerika Serikat dengan
Meksiko.
Deklarasi tersebut memungkinkan Trump tidak perlu meminta persetujuan Kongres untuk mencairkan anggaran tembok perbatasan sebesar US$5,6 miliar (sekitar Rp79 triliun). Sebab, Kongres hanya menyetujui seperempat dari total anggaran yang dia minta, seperti dilansir
AFP, Selasa (19/2).
"Donald Trump berusaha untuk menumbangkan demokrasi kita," kata Sam Crook (65), seorang aktivis Partai Hijau, sambil membawa sebuah poster yang bertuliskan: "Trump adalah diktator kacangan."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meskipun pernah ada pernyataan keadaan darurat nasional oleh presiden-presiden sebelumnya, tetapi keadaan darurat nasional akibat permintaan anggaran yang ditolak oleh Kongres kali ini diyakini baru pertama kali terjadi.
Keputusan Trump itu akan diperkarakan di pengadilan. Bahkan Jaksa Agung negara bagian California sudah memperingatkan mereka akan mengajukan gugatan.
Situasi darurat nasional memungkinkan Trump untuk mengalihkan dana dari anggaran militer Pentagon dan sumber-sumber lainnya.
(syf/ayp)