Jakarta, CNN Indonesia -- Proses identifikasi terhadap korban meninggal dalam
kecelakaan pesawat
Ethiopian Airlines ET302 di Ethiopia terus dilakukan. Kedutaan Besar Republik Indonesia di Addis Ababa menyatakan menerima contoh DNA milik salah satu korban yang merupakan warga
Indonesia, mendiang Harina Hafitz.
"Jumat sore (15/3), KBRI Addis Ababa menerima sample DNA almarhumah Ibu Harina Hafitz, WNI, salah seorang korban kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines ET 302. Sampel DNA tersebut akan segera disampaikan kepada pihak berwenang setempat," kata Duta Besar RI, Al Busyra Basnur, melalui keterangan pers yang diterima
CNNIndonesia.com, Minggu (17/3).
Al Busyra Basnur mengatakan pemerintah Ethiopia saat ini membentuk High Steering Committee untuk menangani kecelakaan pesawat Ethiopian Airlines itu. Komite dipimpin oleh Menteri Perhubungan, Dagmawit Mogess, Dengan anggota Menlu Dr. Markos Tekle, Menkeu, Menkes, Jaksa Agung, Komisaris Polisi Federal, Otoritas Penerbangan Sipil Ethiopia, dan Ethiopian Airlines.
Tim forensik DNA telah memulai mengidentifikasi sisa-sisa tubuh korban dan diperkirakan baru selesai dalam enam bulan, karena mereka hanya memiliki bagian-bagian kecil tubuh korban. Sebab pesawat itu hancur karena meledak saat jatuh.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, pihak berwenang mengatakan mereka akan menerbitkan sertifikat kematian dalam dua minggu. Para korban berasal dari 35 negara.
[Gambas:Video CNN]Pesawat Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines jatuh tak jauh dari di ibu kota Ethiopia, Addis Ababa, saat hendak menuju Nairobi, Kenya, 10 Maret 2019.
Pesawat itu mengangkut 157 penumpang dari 32 negara dan seluruhnya dipastikan tewas dalam kecelakaan itu.
Hasil penyelidikan sementara, pilot Ethiopian Airlines dengan nomor penerbangan 302 itu sempat meminta untuk kembali, setelah beberapa menit lepas landas dari bandara Bole di Addis Ababa pada pukul 08.38 pagi waktu setempat.
(ayp)