Jakarta, CNN Indonesia -- Tentara
Sudan dan kubu demonstran menyepakati masa transisi pemerintahan selama tiga tahun setelah mereka menggulingkan Presiden
Omar al-Bashir pada April lalu.
"Kami sepakat periode transisi selama tiga tahun," ujar seorang anggota dewan militer Sudan, Yasser al-Atta, sebagaimana dikutip AFP, Rabu (15/5).
Kesepakatan ini tercapai dalam negosiasi yang baru kembali dilanjutkan setelah bentrokan kembali terjadi di depan markas militer di Khartoum.
Situasi politik di Sudan memang dianggap masih sangat rentan sejak militer mengudeta al-Bashir di tengah demonstrasi besar-besaran pada April lalu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Militer mengambil alih kekuasaan di bawah satu dewan yang akan menjalankan fungsi pemerintahan untuk sementara waktu.
Para demonstran tak tinggal diam. Mereka mendesak agar militer segera melakukan transisi kepemimpinan dan membentuk pemerintahan gabungan dengan perwakilan pergerakan sipil.
[Gambas:Video CNN]Dalam perundingan pada Rabu ini, kedua belah pihak menyepakati perjanjian final mengenai pembagian kekuasaan.
Menurut Atta, kesepakatan itu akan ditandatangani oleh perwakilan gerakan protes, Aliansi untuk Kebebasan dan Perubahan, dalam kurun waktu satu hari.
"Kami berjanji kepada rakyat bahwa kesepakatan ini akan rampung dalam waktu 24 jam dengan memenuhi semua aspirasi rakyat," ucap Atta.