
Sembilan Orang Tewas dalam Sehari Demo di Irak
CNN Indonesia | Kamis, 03/10/2019 03:42 WIB

Jakarta, CNN Indonesia -- Aksi protes di seluruh Irak menewaskan sembilan orang dalam 24 jam, Rabu (2/10). Ribuan demonstran berhadapan dengan tembakan dan gas air mata dalam aksi unjuk rasa tersebut.
Sejak aksi protes pecah di Baghdad pada Selasa (1/10), demonstrasi telah menyebar ke kota-kota lain di selatan Irak. Mereka memprotes korupsi, kegagalan memenuhi layanan publik serta pengangguran.
Pada Rabu, lima pemrotes dan seorang petugas polisi tertembak mati di selatan kota Nasiriyah. Hal itu disampaikan seorang pejabat kesehatan provinsi setempat kepada AFP.
Kelimanya menambah jumlah korban tewas dalam demonstrasi itu menjadi sembilan orang, termasuk satu pemrotes yang tewas di Nasiriyah pada Selasa dan dua lainnya dalam demonstrasi berujung kekerasan di Baghdad.
Di ibu kota, polisi antihuru-hara berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan melepaskan peluru ke udara.
Para pemrotes berkumpul kembali dan berusaha menembus Alun-alun Tahrir yang ikonis di ibukota pada hari kedua, tetapi polisi menutup daerah itu.
Kemudian, kendaraan militer dan pasukan keamanan juga dikerahkan di sekitar Zona Hijau, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan kedutaan besar.
Akses ke daerah itu sepenuhnya dijaga "sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata sebuah sumber pemerintah kepada AFP.
Zona Hijau tidak dapat diakses oleh sebagian besar warga Irak sejak invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003, tetapi telah dibuka kembali untuk umum pada Juni.
Titik ini sering menjadi fokus kemarahan publik, termasuk pada 2016 ketika para pendukung ulama Moqtada Sadr menyerbunya dan melumpuhkan lembaga-lembaga negara. Pada Rabu malam, Sadr menyerukan "protes damai dan pemogokan umum" setelah menyerukan penyelidikan atas kekerasan.
Menuntut Lapangan Kerja
Di lingkungan selatan Zaafaraniya, pengunjuk rasa membakar ban di jalanan yang dipenuhi kendaraan polisi.
"Kami menginginkan pekerjaan dan layanan publik yang lebih baik. Kami telah menuntutnya selama bertahun-tahun dan pemerintah tidak pernah menanggapi," kata Abdallah Walid, pria 27 tahun.
Wartawan yang meliput protes di Baghdad mengatakan pasukan keamanan telah menyerang mereka dan menahan salah satu rekan mereka.
"Tidak ada negara yang akan menyerang rakyatnya sendiri seperti ini. Kami bersikap damai, tetapi mereka melepaskan tembakan," kata pengangguran terdidik Mohammad Jubury di dekat distrik Al-Shaab.
Sekitar 60 orang terluka di seluruh Baghdad pada Rabu, termasuk sembilan dari luka tembak dan sisanya terpapar gas air mata.
Selain di Baghdad dan Nasiriyah, massa juga berkumpul di kota suci Najaf dan titik awal kota Basra, yang diguncang protes tahun lalu.
Setelah protes di Baghdad dibubarkan pada Selasa, tembakan keras dapat terdengar hingga malam hari, termasuk di distrik Kota Sadr, tempat pemakaman bagi pemrotes yang terbunuh di ibu kota.
Demonstran lain tewas setelah terkena tembakan di ibu kota Rabu. Tidak jelas apakah peluru ditembakkan langsung pada pengunjuk rasa atau ke udara.
Pertumpahan darah pada Selasa lalu menuai kecaman dari Presiden Barham Saleh, yang mendesak "menahan diri dan menghormati hukum".
"Protes damai adalah hak konstitusional yang diberikan kepada warga," katanya.
[Gambas:Video CNN] (afp/pmg)
Sejak aksi protes pecah di Baghdad pada Selasa (1/10), demonstrasi telah menyebar ke kota-kota lain di selatan Irak. Mereka memprotes korupsi, kegagalan memenuhi layanan publik serta pengangguran.
Pada Rabu, lima pemrotes dan seorang petugas polisi tertembak mati di selatan kota Nasiriyah. Hal itu disampaikan seorang pejabat kesehatan provinsi setempat kepada AFP.
Kelimanya menambah jumlah korban tewas dalam demonstrasi itu menjadi sembilan orang, termasuk satu pemrotes yang tewas di Nasiriyah pada Selasa dan dua lainnya dalam demonstrasi berujung kekerasan di Baghdad.
Di ibu kota, polisi antihuru-hara berusaha membubarkan massa dengan menembakkan gas air mata dan melepaskan peluru ke udara.
Para pemrotes berkumpul kembali dan berusaha menembus Alun-alun Tahrir yang ikonis di ibukota pada hari kedua, tetapi polisi menutup daerah itu.
Kemudian, kendaraan militer dan pasukan keamanan juga dikerahkan di sekitar Zona Hijau, yang menampung gedung-gedung pemerintah dan kedutaan besar.
Akses ke daerah itu sepenuhnya dijaga "sampai pemberitahuan lebih lanjut," kata sebuah sumber pemerintah kepada AFP.
Zona Hijau tidak dapat diakses oleh sebagian besar warga Irak sejak invasi pimpinan AS ke Irak pada 2003, tetapi telah dibuka kembali untuk umum pada Juni.
Titik ini sering menjadi fokus kemarahan publik, termasuk pada 2016 ketika para pendukung ulama Moqtada Sadr menyerbunya dan melumpuhkan lembaga-lembaga negara. Pada Rabu malam, Sadr menyerukan "protes damai dan pemogokan umum" setelah menyerukan penyelidikan atas kekerasan.
Menuntut Lapangan Kerja
Di lingkungan selatan Zaafaraniya, pengunjuk rasa membakar ban di jalanan yang dipenuhi kendaraan polisi.
"Kami menginginkan pekerjaan dan layanan publik yang lebih baik. Kami telah menuntutnya selama bertahun-tahun dan pemerintah tidak pernah menanggapi," kata Abdallah Walid, pria 27 tahun.
Wartawan yang meliput protes di Baghdad mengatakan pasukan keamanan telah menyerang mereka dan menahan salah satu rekan mereka.
"Tidak ada negara yang akan menyerang rakyatnya sendiri seperti ini. Kami bersikap damai, tetapi mereka melepaskan tembakan," kata pengangguran terdidik Mohammad Jubury di dekat distrik Al-Shaab.
Sekitar 60 orang terluka di seluruh Baghdad pada Rabu, termasuk sembilan dari luka tembak dan sisanya terpapar gas air mata.
Selain di Baghdad dan Nasiriyah, massa juga berkumpul di kota suci Najaf dan titik awal kota Basra, yang diguncang protes tahun lalu.
Setelah protes di Baghdad dibubarkan pada Selasa, tembakan keras dapat terdengar hingga malam hari, termasuk di distrik Kota Sadr, tempat pemakaman bagi pemrotes yang terbunuh di ibu kota.
Demonstran lain tewas setelah terkena tembakan di ibu kota Rabu. Tidak jelas apakah peluru ditembakkan langsung pada pengunjuk rasa atau ke udara.
Pertumpahan darah pada Selasa lalu menuai kecaman dari Presiden Barham Saleh, yang mendesak "menahan diri dan menghormati hukum".
"Protes damai adalah hak konstitusional yang diberikan kepada warga," katanya.
Lihat juga:Irak Bakal Gabung Proyek Jalur Sutera China |
[Gambas:Video CNN] (afp/pmg)
ARTIKEL TERKAIT

ISIS Kalah, Irak dan Suriah Buka Jalur Penyeberangan
Internasional 2 bulan yang lalu
Dua Roket Hantam Kompleks Diplomatik Dekat Kedubes AS di Irak
Internasional 2 bulan yang lalu
ISIS Klaim Bertanggung Jawab Atas Bom Karbala
Internasional 2 bulan yang lalu
VIDEO: Bocah Irak Putus Sekolah karena Orang Tua Ikut ISIS
Internasional 2 bulan yang lalu
Bus Bawa Bom Meledak di Irak, 12 Orang Tewas
Internasional 2 bulan yang lalu
Serangan Kaum Sunni kepada Syiah di Irak Tewaskan 30 Orang
Internasional 2 bulan yang lalu
BACA JUGA

VIDEO: Sorak dan Tangis Suporter Irak Usai Menang Atas Iran
Olahraga • 15 November 2019 18:53
VIDEO: Demonstran Sambut Positif Laga Irak vs Iran
Olahraga • 13 November 2019 16:19
VIDEO: Teriakan 'Revolusi' di Demo 28 Oktober
Nasional • 28 October 2019 18:54
Demo di Patung Kuda, Massa Nyanyikan 'Jokowi Fasis'
Nasional • 28 October 2019 15:30
TERPOPULER

Buruh Prancis Mogok, Sekolah hingga Menara Eiffel Tutup
Internasional • 55 menit yang lalu
Ratusan Makam Yahudi Prancis Kembali Dirusak
Internasional 2 jam yang lalu
Topan Kammuri Sebabkan Kerugian Rp224 Miliar
Internasional 1 jam yang lalu