Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintahan sipil
Kurdi Suriah mengumumkan supaya segenap warganya bersiap untuk angkat senjata melawan rencana serangan
Turki. Pasukan Turki saat ini dilaporkan sudah bersiaga di wilayah perbatasan Suriah untuk menyerbu kelompok milisi yang dianggap sebagai kelompok teroris itu.
"Kami mengajak semua masyarakat dari seluruh etnis untuk bergerak maju ke daerah perbatasan Turki untuk melakukan perlawanan di masa bersejarah ini," demikian isi pernyataan Pemerintah Otonom Utara dan Timur Suriah, seperti dilansir
Associated Press, Rabu (9/10).
Mereka juga meminta dunia bertanggung jawab jika jatuh korban jiwa dalam jumlah besar pada saat pertempuran berlangsung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Turki mengklaim bahwa mereka sudah merampungkan persiapan untuk menggempur pasukan Kurdi di utara Suriah.
Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa serangan itu bisa terjadi kapan saja, "tanpa peringatan."
Rencana serangan ini kembali meningkatkan ketegangan antara Turki dan AS di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump.
Sesaat setelah mengumumkan rencana ini, Erdogan berbincang dengan Trump melalui telepon. Trump tak setuju dengan rencana tersebut dan memerintahkan penarikan pasukan AS dari Suriah.
Selama ini, AS bekerja sama dengan pasukan Kurdi di Suriah untuk melawan kelompok militan ISIS. AS pun selalu membela Kurdi, walaupun selama ini Turki menganggap kelompok tersebut sebagai teroris yang memberontak.
Kelompok Kurdi pun kecewa karena menganggap AS tak memenuhi janji untuk melindungi mereka dari Turki.
[Gambas:Video CNN]Selain menarik pasukan dari utara Suriah, Trump juga mengancam bakal menghancurkan perekonomian Turki jika benar-benar melancarkan serangan ke Suriah.
(ayp/ayp)