Mitt Romney, dari Gereja hingga Berubah Dukung Pemakzulan

CNN Indonesia
Kamis, 06 Feb 2020 18:18 WIB
Sosok Mitt Romney menjadi buah bibir ketika ia menyatakan berpindah haluan mendukung pemakzulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Senator Mitt Romney dari Partai Republik. (Foto: Brendan Smialowski / AFP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Sosok Mitt Romney menjadi buah bibir ketika ia menyatakan berpindah haluan mendukung pemakzulan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Romney merupakan politisi yang memulai karier politiknya sebagai kandidat Partai Republik dalam pemilihan umum Senat Amerika Serikat pada 2004.

Sebelum terjun ke dunia politik, ia dikenal sebagai pendiri perusahaan investigasi terkenal, Bain Capital. Romney kemudian berubah haluan dengan mendirikan perusahaan konsultan manajemen internasional Bain & Company.

'Darah' politik Romney mengalir dari ayahnya, George W. Romney yang merupakan Gubernur Michigan pada 1963 sampai 1969. Semasa hidupnya, sosok sang ayah dikenal kontroversial karena sempat menjadi penantang Presiden Richard Nixon.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengalaman dan visinya selama menjabat sebagai CEO dan Presiden Komite Pengorganisasian Salt Lake dalam perhelatan Olimpiade Musim Dingin 2002 kian membulatkan tekadnya untuk terjun ke ranah polik.

Akan tetapi, langkah Romney di ranah politik tak melulu berjalan mulus. Ia sempat dinyatakan kalah saat pemilihan umum Senat AS 2004 dari rivalnya, Red Kennedy.

Romney kemudian menduduki jabatan sebagai Gubernur Massachusetts ke-70 pada periode 2003 hingga 2007. Ia menjabat sebagai gubernur menggantikan Paul Cellucci.

Setelah masa jabatannya berakhir, ia memilih untuk tidak mencalonkan diri kembali dalam pemilu. Deval Patrick kemudian duduk sebagai Gubernur Massachusetts menggantikan Romney.

Selama menjabat sebagai gubernur, ayah lima anak ini sukses menghapuskan defisit Massachusetss sebesar US$3 miliar dengan mengurangi anggaran negara untuk pendidikan tinggi. Tak hanya itu, ia juga memotong bantuan negara ke kota-kota.

Pria kelahiran 12 Maret 1947 ini juga turut terlibat dalam pengesahan undang-undang reformasi kesehatan Massachusetts.

Romney kembali dicalonkan oleh Partai Republik dalam pemilihan umum presiden AS 2008. Hanya saja, ia kembali kalah dari saingannya, John McCain.

[Gambas:Video CNN]

Dalam sebuah pidato pencalonan presiden pada 2008, Romney berupaya meredam keraguan terkait aliran mormonisme dan dunia politik yang digelutinya lewat pidato terperinci. Ia mengatakan tidak akan membiarkan kepercayaan Katoliknya atau gereja menentukan kebijakan pemerintah.

"Saya tidak akan menempatkan doktrin gereja mana pun di atas tugas pelayanan publik yang jelas dan memiliki otoritas kedaulatan hukum," ujar Romney dalam pidatonya kala itu seperti dilansir THe Huffington Post.

Tiga tahun berselang, ia mengumumkan untuk maju sebagai kandidat Partai Republik dalam pemilihan umum Presiden Amerika Serikat 2012.

Pada Mei 2012, ia mengantongi suara terbanyak dalam pemilu sela. Tepat pada 28 Agustus 2012, Romney ditetapkan sebagai kandidat resmi Partai Republik dalam Konvensi Nasional Partai Republik.

Ia mengantongi gelar sarjana dari Brigham Young University dan gelar MBA dari Harvard University.

Michael Cohen, penasihat khusus Donald Trump mengatakan bahwa Trump dan Romney merupakan rekan diskusi terkait isu pekerjaan, ekonomi, dan kebijakan publk lainnya.

Di bawah pemerintahan Trump, Romney mengurusi Hubungan Luar Negeril; Kesehatan, pendidikan, Tenaga Kerja & Pensiun; Urusan Keamanan & Pemerintahan Dalam Negeri; dan Komite Usaha Kecil & Kewirausahaan. Ia juga bertanggung jawab sebagai ketua untuk Sub-komite Hubungan Luar Negeri untuk Asia Selatan, Asia Tengah, dan Anti-Terorisme. Ia juga merupakan anggota Kelompok Kerja Keamanan Nasional Senat.

Ia baru dilantik sebagai senator Utah pada 3 Januari 2019 dari Partai Republik.

Namanya menjadi buah bibir ketika ia menyatakan berubah haluan dengan mendukung proses pemakzulan Trump. Ia sepakat dengan pernyataan bahwa Trump menyalahgunakan kekuasaannya sebagai seorang presiden.

Dalam dokumen yang dirilis, Romney menjelaskan alasannya berbeda pendapat dengan senator dari Partai Republik lainnya. Ia menyebut tuduhan dalam pasal-pasal pemakzulan Trump sebagai hal yang sangat serius.

"Saya mendukung banyak hal yang telah dilakukan Presiden. Tetapi janji saya di hadapan Tuhan untuk menegakkan keadilan mengharuskan saya mengesampingkan perasaan pribadi dan bias politik," tulis Romney dalam surelnya.

"Tujuan [pelanggaran] presiden merupakan urusan pribadi dan politik. Presiden bersalah karena menyalahgunakan kepercayaan publik yang mengerikan."

Atas pernyataan mengejutkannya itu, ia terancam didepak dari Partai Republik. (evn)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER