WNI Paparkan Kondisi Italia Usai Isolasi Kota Terkait Corona

CNN Indonesia
Senin, 09 Mar 2020 15:33 WIB
WNI di Italia masih bebas bepergian setelah pemerintah setempat mengimbau waspada terhadap virus corona.
WNI di Italia masih bebas bepergian setelah pemerintah setempat mengimbau waspada terhadap virus corona. (Claudio Furlan/LaPresse via AP)
Jakarta, CNN Indonesia -- Erni Yusnita, salah satu warga Indonesia yang tinggal di Milan, Italia, menuturkan dia dan warga di kota fesyen itu masih bisa bepergian ke luar kota, meski pemerintah setempat sudah memberlakukan pembatasan pergerakan di beberapa provinsi demi mencegah penyebaran virus corona.

Erni menuturkan istilah isolasi atau lockdown yang diberitakan sebagian besar media internasional sejauh ini kurang tepat. Menurutnya, pemerintah Italia hanya membatasi aktivitas warga terutama di wilayah utara negara tersebut.

"Tindakan isolasi tidak seperti yang digambarkan di media kebanyakan, hanya imbauan untuk tinggal di rumah saja dan minggu ini pemeriksaan suhu tubuh dan pemeriksaan tambahan lainnya ditingkatkan di beberapa stasiun yang berasal dari zona merah ke daerah zona kuning atau daerah yang dinyatakan belum terjangkit," kata Erni saat bercerita melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com pada Senin (9/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Erni juga menuturkan tidak ada pembatasan pergerakan transportasi publik antar-kota atau antar-provinsi. Ia bahkan menuturkan masih bisa bepergian ke luar provinsi Lombardia, yang memiliki kasus virus corona terbanyak di Italia dan telah ditetapkan sebagai zona merah.


Lulusan pascasarjana ilmu komunikasi dari IULM Università itu menuturkan pemerintah Italia memang memberlakukan pembatasan aktivitas bagi warga di wilayah-wilayah terdampak virus corona seperti di utara Italia.

Pemerintah Italia, paparnya, memutuskan meliburkan sekolah dan universitas, menutup tempat ibadah dan olahraga, serta membatalkan sejumlah acara di tempat publik.

"Sama sekali enggak ada penguncian wilayah. Kemarin pemerintah mengeluarkan dekrit untuk membatasi jam kerja bar dan restoran dari jam 06.00 sampai jam 18.00 dan tutup saat weekend," ucap Erni.

"Pemerintah Italia juga meminta masyarakat yang tidak punya kepentingan, terutama yang sakit, untuk diam di rumah. Namun, aktivitas kantor dan area perbelanjaan seperti mall-mall dan supermarket masih buka seperti biasa," katanya menambahkan.

Erni mengatakan sebelum corona muncul di Italia, warga di negara Eropa itu terbilang sangat memperhatikan kesehatan dan sanitasi. Ia mengatakan orang-orang Italia terbiasa mengisolasi diri sendiri dan berdiam di rumah jika sedang sakit.

"Sebelum ada corona, sakit flu di Italia dianggap penyakit yang cukup mengancam. Jadi warga di sini itu kena flu saja tidak mau keluar tiga hari. Mereka memilih mengarantina diri sendiri. Itu baru flu biasa, apalagi ini corona," kata Erni.

[Gambas:Video CNN]

Meski begitu, Erni mengaku memang sempat terjadi fenomena warga memborong barang sembako di pasar dan swalayan (panic buying). Namun, itu hanya terjadi satu hingga tiga hari saja ketika pemerintah mengumumkan kasus kematian pertama akibat virus corona.

Sampai hari ini, Erni mengatakan kegiatan perekonomian juga tetap berjalan normal dan tidak ada kenaikan harga apalagi kelangkaan bahan pangan di Italia, terutama Milan.

Sementara itu, Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Milan, Andrew Wibawa, mengatakan meski seluruh kegiatan sekolah diliburkan, para mahasiswa masih berkuliah secara daring (online).

Menurut Andrew situasi secara umum masih kondusif dan aman asalkan seluruh warga taat pada aturan dan kebijakan pemerintah setempat.

"Menurut saya semua aturan (pemerintah) itu harus diikuti apalagi terkait isu Covid-19 ini sebagai bentuk pertanggungjawaban kita di masyarakat. Pemerintah di sini juga mengingatkan semua orang harus bertanggung jawab akan dirinya sendiri karena ini masalah terkait masyarakat," kata Andrew.
WNI Paparkan Kondisi Italia Usai Isolasi Kota Terkait CoronaSituasi di Milan, Italia, saat epidemi virus corona. (AP Photo/Luca Bruno)
Pada Minggu pekan lalu, pemerintah Italia memutuskan menutup seluruh wilayah Lombardia, beberapa wilayah Veneto seperti Provinsi Venezia, Padova, Treviso, wilayah Emillia Romagna yakni Provinsi Modena, Parma, Piacenza, Reggio Emilia, Rimini, wilayah Piemonte yaitu Provinsi Alessandria, Asti, Novara, Verbano, Vercelli, dan wilayah Marche yang mencakup Provinsi Pesaro-Urbino.

Selain mengisolasi, pemerintah Italia juga telah meliburkan seluruh kegiatan sekolah. Sebagian besar para pekerja kantoran juga diminta untuk bisa bekerja dari rumah masing-masing. Hal itu dilakukan guna mengendalikan penyebaran Covid-19 yang terus memburuk.

Pejabat Pensosbud KBRI Roma, Danang Waskito, menuturkan dekrit PM Italia memang berisikan sejumlah larangan terkait pergerakan warga. Namun, larangan itu dimaksudkan untuk membatasi pergerakan di wilayah terdampak corona.

Danang menuturkan akses bepergian keluar masuk wilayah-wilayah zona merah itu masih memungkinkan tetapi "hanya untuk keperluan pekerjaan, situasi berkebutuhan, dan darurat".

"Diizinkan (bepergian) untuk kembali ke tempat domisili bagi mereka yang membutuhkan. Lockdown tidak menghentikan segalanya, tetapi tetap mengikuti aturan yang harus dihormati dan tentunya akan ada pemeriksaan di jalan," kata Danang saat dikonfirmasi melalui pesan singkat.
WNI Paparkan Kondisi Italia Usai Isolasi Kota Terkait Corona(CNN Indonesia/Fajrian)
Berdasarkan data KBRI Roma ada 1.239 WNI yang berdomisili di wilayah-wilayah tersebut. Hingga saat ini KBRI Roma memaparkan belum ada WNI yang terinfeksi Covid-19 di Italia, terutama di wilayah terdampak virus serupa SARS itu.

Sementara itu, di Italia tercatat ada 7.375 kasus virus corona dengan 366 kematian. (rds/ayp)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER