Rapat AS-ASEAN, RI Ingatkan Vaksin Corona Harus Terjangkau

CNN Indonesia
Kamis, 23 Apr 2020 14:16 WIB
Menteri Luar Negari Retno Marsudi di Kantor Kemenlu, Jakarta, Kamis, 23 Januari 2020.
Menlu RI Retno Marsudi mewanti-wanti vaksin dan obat virus corona harus dipatok dengan harga terjangkau ketika sudah benar-benar tersedia. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia -- Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mewanti-wanti vaksin dan obat virus corona (Covid-19) harus dipatok dengan harga terjangkau ketika sudah benar-benar tersedia.

Dalam pertemuan menteri luar negeri negara ASEAN dan Amerika Serikat secara virtual pada Kamis (23/4), Retno berharap seluruh pihak yang berhasil membuat vaksin serta obat corona kelak harus memastikan seluruh negara mendapatkan akses serupa.

"Apabila sudah tersedia, Indonesia secara konsisten meminta aksesibilitas vaksin bagi negara berkembang dan least developed country dengan harga terjangkau. Jadi untuk vaksin, akses dan harga yang terjangkau sangat penting bagi negara berkembang dan negara yang kurang berkembang," kata Retno dalam rapat yang fokus membahas perkembangan penanganan virus corona di Asia Tenggara itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain soal vaksin, Retno juga mengajak seluruh negara untuk mengesampingkan perbedaan politik dan hal lainnya. Menurut dia, saat ini seluruh negara di dunia harus fokus untuk memaksimalkan kerja sama internasional dalam menangani pandemi ini.

"Indonesia mengusulkan dalam jangka pendek ini pentingnya seluruh negara bekerja sama memenuhi kekurangan yang masih dihadapi banyak negara terutama soal kelengkapan alat medis, obat-obatan, dan lainnya," ucap Retno.
Foto: CNN Indonesia/Fajrian

Senada dengan Retno, Menlu Malaysia Hishammuddin Tun Hussein menuturkan pandemi corona dan dampaknya terhadap perekonomian banyak negara tak akan selesai jika pengobatan dan vaksin Covid-19 yang tepat belum ditemukan.

Karena itu, Hishammuddin menekankan pentingnya penguatan kerja sama global terutama antara ASEAN dengan AS dan negara mitra lainnya untuk menemukan vaksin dan pengobatan corona dalam waktu dekat.

"Pandemi ini bukan hanya sekadar menyebarkan alat pemeriksaan dan obat-obatan anti-malaria. Tidak akan ada yang benar-benar diselesaikan sampai kita menemukan pengobatan dan vaksin," kata Hishammuddin.


"Urgensi bagi kita semua seluruh bangsa di dunia untuk menyelamatkan jiwa dan kuncinya adalah kerja sama. Bagi kami sebagai ASEAN dan AS, penemuan vaksin harus menjadi prioritas utama," ujarnya.

Data ASEAN menunjukkan jumlah kasus corona di Asia Tenggara hingga hari ini mencapai 33.295 pasien dengan catatan 1.240 kematian.

Singapura kini menjadi negara dengan kasus corona tertinggi di ASEAN yakni mencapai 10.141, menggeser Indonesia yang sebelumnya sempat menempati posisi pertama.


Meski begitu, tingkat kematian Singapura terbilang rendah yakni 12 orang. Sementara itu, Indonesia per hari ini memiliki 7.418 kasus corona dengan 635 kematian. (rds/dea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER