Jakarta, CNN Indonesia -- Presiden
Amerika Serikat Donald Trump berencana membubarkan gugus tugas pemerintah untuk menangani pandemi
virus corona (Covid-19) di Negeri Paman Sam bulan ini.
Hal itu disampaikan seorang pejabat senior Gedung Putih kepada
CNN pada Selasa (5/5).
Pejabat yang tak diungkap identitasnya itu menuturkan gugus tugas pemerintah AS "akan diberhentikan secara bertahap pada peringatan Memorial Day."
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan terus meminta para pakar medis utama untuk memberi masukan (kepada Presiden Donald Trump) setiap hari dan dapat diakses oleh media selama beberapa bulan mendatang," kata pejabat tersebut.
Surat kabar
The New York Times yang pertama kali melaporkan rencana gedung putih membubarkan gugus tugas ini.
Dalam laporan
The New York Times, Trump disebut akan menggantikan peran gugus tugas dengan badan penasihat baru yang belum diketahui.
Menurut Trump, langkah ini dilakukan sebagai fase kedua respons pemerintah terhadap pandemi corona yang telah menginfeksi lebih dari 1,2 juta warga AS dengan 72.271 kematian hingga Rabu (6/5).
"Kami akan memiliki sesuatu dalam bentuk yang berbeda," kata Trump kepada wartawan.
Trump memuji kinerja gugus tugas yang selama ini dipimpin oleh Wakil Presiden Mike Pence. Namun, menurutnya pemerintah saat ini sudah harus berfokus pada strategi keselamatan dan pemulihan ekonomi.
Sementara itu, Pence menuturkan gugus tugasnya mungkin akan bekerja sampai dengan akhir Mei mendatang. Setelah bubar, Pence menuturkan penanganan sektor kesehatan, terutama terkait pandemi corona, akan dikembalikan kepada lembaga-lembaga pemerintah federal terkait.
Pembubaran gugus tugas corona ini berlangsung ketika Trump mengklaim bahwa tren kasus corona di AS, terutama negara bagian New York, terus menurun. Negara Bagian New York memang menjadi wilayah dengan kasus corona dan kematian tertinggi di Negeri Paman Sam.
Meski begitu, lonjakan kasus corona masih terjadi di puluhan negara bagian AS lainnya.
Sejumlah proyeksi menunjukkan bahwa angka kematian corona di AS akan terus meningkat selama beberapa bulan ke depan. Terlebih, puluhan negara bagian sudah mulai melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan dan membuka kembali aktivitas perekonomian.
Meski begitu, Trump berkeras bahwa pemerintah tidak bisa menutup diri selamanya.
"Kami tidak bisa tetap menutup diri sebagai sebuah negara. Kita tidak akan memiliki apa-apa lagi," kata Trump.
Trump sebelumnya memperkirakan bahwa angka kematian corona di AS bisa mencapai 100 ribu orang. Ia juga tak menampik bahwa melonggarkan kebijakan pembatasan pergerakan bisa memicu angka kasus dan kematian meningkat.
"Kita mungkin akan kehilangan 75 ribu, 80 ribu, sampai 100 ribu orang (akibat corona). Ini adalah hal yang mengerikan," kata Trump dalam wawancara yang disiarkan
FOX News pada Minggu (3/5) pekan lalu.
 (CNN Indonesia/Fajrian) |
Meski begitu, Trump berharap angka kematian corona di AS tidak akan mencapai prediksinya. Ia yakin bahwa vaksin yang tengah dikembangkan AS dan diprediksi siap digunakan akhir tahun ini bisa menekan penularan dan kematian corona di Negeri Paman Sam.
Padahal, sejumlah ahli kesehatan publik AS termasuk salah salah satunya ahli penyakit menular terkemuka, Dr. Anthony Fauci, menganggap bahwa vaksin corona tampaknya masih membutuhkan waktu satu tahun hingga 18 bulan lagi untuk bisa dikembangkan.
(rds/ayp)
[Gambas:Video CNN]