Jakarta, CNN Indonesia -- Pemerintah
Korea Selatan mendeteksi klaster baru
virus corona di daerah Itaewon, salah satu distrik terbesar di kota Seoul.
Menurut laporan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan, klaster baru terdeteksi usai pemerintah mengizinkan normalisasi fasilitas publik dan sejumlah perusahaan yang berada di distrik tersebut.
Korea Selatan mulai melonggarkan jaga jarak pada akhir April setelah tren penularan kasus virus corona menurun secara signifikan dalam beberapa hari terakhir.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Setidaknya ada 13 orang dinyatakan positif Covid-19 ketika menghabiskan waktu di sebuah kelab dan bar di Itaewon pekan lalu.
Empat orang di antara 13 pasien Covid-19 yaitu tiga warga negara asing dan satu tentara.
Salah satu dari mereka merupakan seseorang yang membawa virus corona pertama kali ke dalam kelab tersebut. Lalu ia mengunjungi lima kelab lainnya sejak tanggal 1 Mei 2020.
 Foto: CNN Indonesia/Fajrian |
"Sangat mungkin bahwa masih banyak orang yang terpapar," kata Wakil Menteri Kesehatan Korea Selatan, Kim Gang Lip dalam sebuah konferensi pers pada Jumat (8/5) seperti dikutip
Anadolu Agency.
Buntut dari penemuan klaster baru itu, Perdana Menteri Korea Selatan Chung Syekyun hari ini (9/5) memutuskan untuk melalukan tes uji Covid-19 di kelab tersebut.
"Kami akan menguji (tes Covid-19)," kata Chung usai melalukan pertemuan dengan para pejabat Kementerian Kesehatan Korsel seperti dikutip
Yonhap News Agency.
Lebih lanjut, Chung memerintahkan jajarannya untuk melakukan tes terhadap 1.510 orang pengunjung kelab serta merahasiakan nama dan informasi pribadi mereka.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea Selatan pun meminta para pengunjung kelab untuk melakukan isolasi diri di rumah demi mencegah penyebaran virus corona.
Pertengahan April lalu pemerintah Negeri Ginseng sempat mencatat ada 116 pasien virus corona yang sembuh kembali dinyatakan positif.
Para pejabat menyarankan mereka segera mempertimbangkan rekomendasi pengetatan pembatasan yang bertujuan mencegah gelombang kedua wabah virus corona.
Korsel adalah salah satu negara yang paling terdampak di masa awal penyebaran wabah tersebut yang bermula dari Kota Wuhan, China. Meski tidak menerapkan penguncian wilayah (lockdown), Korsel sangat ketat menerapkan pembatasan sosial sejak Maret lalu.
Saat ini Korsel memiliki 10.840 kasus virus corona, 256 kematian, dan 9.568 sembuh. Sementara untuk jumlah kasus infeksi virus corona di seluruh dunia hingga Sabtu (9/5) mencapai 4.014.320 orang.
Berdasarkan data statistik
Worldometer, pasien yang dinyatakan sembuh sebanyak 1.387.181 dan 276.237 kematian.
(din/dea)
[Gambas:Video CNN]