Sejumlah peristiwa terjadi di berbagai belahan dunia pada akhir pekan kemarin. Mulai dari WHO mengingatkan fase berbahaya virus corona hingga Presiden Donald Trump meminta tes Covid-19 di Amerika Serikat diperlambat.
1. WHO Ingatkan Fase Berbahaya Corona, Virus Kian Cepat Menyebar
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan pandemi virus corona berada dalam fase baru dan berbahaya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Peringatan itu disampaikan Jumat (19/6), menyoroti penyebaran virus yang semakin cepat saat orang-orang bosan dengan kebijakan lockdown.
Pemimpin WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mendesak negara-negara dan masyarakat tetap waspada karena jumlah kasus yang dilaporkan ke badan kesehatan PBB telah mencapai puncak baru.
"Pandemi semakin cepat (menyebar). Lebih dari 150 ribu kasus baru Covid-19 dilaporkan ke WHO kemarin, (ini angka) terbesar dalam satu hari sejauh ini," kata Tedros dalam konferensi pers virtual.
2. AS Buka Pembicaraan tentang Nuklir dengan Rusia
Amerika Serikat dan Rusia membuka pembicaraan tentang perjanjian nuklir. Awal pembicaraan antara dua negara raksasa itu terjadi pada Senin (15/6).
Pemerintahan Donald Trump sebelumnya berkeras melibatkan China dalam diskusi New START, perjanjian pembatasan penggunaan hulu ledak nuklir di Wina. Namun upaya itu gagal dilakukan.
Perjanjian tersebut akan berakhir pada 5 Februari, yang menjadi tenggat waktu untuk memperbarui kesepakatan tersebut. AS, Rusia, dan China melakukan negosiasi perjanjian baru terkait penggunaan hulu ledak nuklir.
3. Trump Minta Tes Covid-19 di AS Diperlambat
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendesak agar tim penanganan virus corona Covid-19 untuk memperlambat pengujian mencari warga yang tertular virus corona, dengan alasan bahwa peningkatan tes menyebabkan lebih banyak kasus ditemukan.
Pada Sabtu (20/6), Trump telah mengklaim pada beberapa kesempatan bahwa lonjakan Covid-19 di beberapa negara dapat dijelaskan dengan peningkatan tes diagnostik.
"Inilah bagian yang buruk: Ketika Anda melakukan pengujian sejauh itu, Anda akan menemukan lebih banyak orang, Anda akan menemukan lebih banyak kasus," bantah Trump, pada rapat umum pertamanya di Tulsa, Oklahoma sembari mengatakan bahwa pengujian adalah "pedang bermata dua."
(dea)