Bangkit dari Tekanan Pandemi Bersama Bank Yudha Bhakti

Pandemi COVID-19 belum bisa dipastikan kapan akan segera berakhir. Jumlah kasus positif terkena virus tersebut justru semakin mengalami peningkatan belakangan ini setelah kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) melonggar.

Dengan begitu, kita tidak bisa banyak berharap agar kondisi ekonomi akan kondusif seperti sedia kala dalam waktu dekat. Kondisi ini bakal membuat keuangan banyak perusahaan oleng sehingga suka tidak suka pemangkasan karyawan tidak akan bisa dihindari.

Agar tidak kian terpuruk di tengah pandemi ini maka yang harus dilakukan adalah segera beradaptasi dengan segala ketidaknormalan yang ada. Mungkin bisa saja kita jadi salah satu yang terkena dampak PHK.

Berangkat dari situ, PT Bank Yudha Bhakti Tbk (BYB) menggelar webinar bertajuk 'Now It's Time to Rise' pada 21 Juli 2020 yang bertujuan memberi edukasi bagaimana cara bangkit di tengah pandemi. BYB menggandeng motivator dan pelatih bisnis James Gwee sebagai pembicara yang ditayangkan langsung lewat IG @Bankyudhabhakti dan @jamesgwee.

Menurut James Gwee, bersahabat dengan kondisi COVID-19 harus dilakukan dengan segala ketidakpastian yang ada. Orang yang bisa bertahan menghadapi krisis bukan orang pintar tetapi mereka yang bisa beradaptasi. Hal itu bisa dilakukan dengan mulai mencari keterampilan baru agar punya alternatif sumber penghasilan baru sehingga tetap bisa bertahan ketika harus mengalami PHK.

Selain itu, lanjutnya, kita perlu memantaskan diri dan meningkatkan kemampuan agar tetap menjadi bagian dari orang-orang yang dipertahankan perusahaan mana kala harus mengambil kebijakan memangkas karyawan.

Di tengah kesulitan pasti selalu ada peluang, sebuah krisis tidak hanya memiliki sisi ancaman tetapi di sisi lain juga menciptakan peluang. Kutipan itu menurut James bisa dijadikan pedoman bertahan melewati pandemi ini.

"Beradaptasilah dengan pandemi dan cari inovasi baru. Internet menyediakan beragam informasi yang bisa dipelajari mencari peluang baru di tengah pandemi. Kalau menghadapi masalah, jangan duduk menyendiri, bangkit dan pelajari hal-hal di sekitarmu untuk menemukan inovasi," jelas James dalam keterangan tertulis.

James melanjutkan orang-orang yang sebelum merebaknya COVID-19 sudah menabung merupakan raja saat ini. Sebabnya dana yang selama ini disimpan di deposito bisa digunakan untuk memborong instrumen investasi yang tengah diskon akibat pandemi. Jika membeli sekarang maka potensi keuntungannya akan sangat besar saat kondisi ekonomi sudah kembali pulih.

Sementara bagi yang selama ini tidak punya simpanan maka harus menjadikan kondisi ini sebagai pelajaran untuk mulai rajin menabung atau menyimpannya di deposito. Sehingga saat beberapa tahun kemudian terjadi krisis, bisa tetap bertahan dan sekaligus bisa membeli instrumen investasi yang sedang murah.

Menurut James, kondisi krisis itu seperti kurva naik turun dan dalam waktu tujuh tahun akan muncul masa krisis. Saat masa-masa itu harga instrumen investasi seperti saham dan properti akan murah.

"Jadi mulai belajar menabung dari sekarang. Kalau tabungan sudah banyak bisa langsung dimasukkan ke deposito agar dapat bunga. Jangan sampai saat kembali terjadi krisis Anda masih tetap tidak punya dana cash," tandasnya.

BYB tentu bisa dijadikan pilihan untuk menyimpan dana. BYB memiliki produk deposito 123 yang mana nasabah dapat memilih keleluasaan untuk break/pencairan dengan minimal penempatan dana minimum Rp 2 miliar dengan tenor selama 3 bulan. Keleluasaan tersebut dimiliki nasabah apabila menginginkan pencairan di bulan 1, 2 dan 3 dengan bunga yang telah ditentukan.

Selain itu, BYB juga memiliki produk unggulan yaitu tabungan setara deposito di mana dengan menabung minimal Rp 1 juta akan mendapatkan bunga hingga 5,5%, tentunya dengan syarat dan ketentuan berlaku.

Semua produk ini bisa diakses dari rumah tanpa harus datang ke kantor BYB karena bank ini punya layanan deposito online. Pendaftaran dan transaksi bisa dilakukan secara daring dengan mengakses website Bank Yudha Bhakti www.yudhabhakti.co.id.