Militer Israel mengerahkan pasukannya untuk memperkuat daerah perbatasan dengan Libanon pada Kamis (23/7). Anggota militer dikerahkan ke daerah perbatasan setelah kelompok militan Hizbullah mengancam akan membalas serangan Israel awal pekan ini.
"Mengingat kondisi situasional, IDF (Tentara Pertahanan Israel), diputuskan untuk memperkuat pasukan infanteri ke Komando Utara," jelas militer Israel dalam pernyataannya seperti dilansir Associated Press.
Seorang juru bicara IDF mengatakan mengerahkan satu batalion Brigade Golani dan sejumlah pasukan tambahan ke Divisi Galilea Komando Utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Langkah ini dilakukan usai Hizbullah menuding Israel melancarkan serangan pada Senin (20/7) malam ke gudang senjata mereka yang berada di dekat Bandara Internasional Damaskus, Suriah hingga menewaskan satu orang pejuangnya.
Disamping itu, serangan udara Israel tersebut juga menewaskan empat pejuang asing lainnya.
Israel dan Hizbullah memperketat keamanan di sepanjang jalur perbatasan.
Di masa lalu Hizbullah yang didukung oleh Iran kerap membalas setiap serangan Israel yang menyasar pejuang mereka di Suriah.
"Jika Israel menewaskan salah satu anggota kami di Suriah, kami akan merespons dari Lebanon bukan dari Ladang Shebaa. Kami memberi tahu tentara Israel di perbatasan untuk sangat berhati-hati dan menunggu (balasan) kami," kata pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah dalam sebuah pidato baru-baru ini.
Pada September 2019 lalu, kelompok militan Hizbullah telah melepaskan rudal sebagai aksi balasan terhadap serangan udara Israel di dekat Damaskus. Hizbullah dan Israel sempat terlibat perang selama 34 hari pada 2006 lalu.
(ap/evn)