Mantan senator dari Partai Republik, Rick Santorum, mengecam Presiden Donald Trump karena melontarkan tudingan ada kecurangan dalam Pilpres Amerika Serikat 2020. Ia mengatakan tak ada petinggi di Partai Republik yang mendukung pernyataan Trump yang tanpa disertai bukti apa pun tersebut.
"Tak ada pejabat Republik yang mendukung pernyataan tersebut. Kita tidak tahu tentang itu sekarang dan presiden melontarkan klaim itu tanpa bukti apa pun itu sangat berbahaya," ujar Santorum dalam bincang-bincang dengan CNN.
Santorum juga mengkritik capres dari Republik itu yang selalu menuding ada kecurangan jika ia kalah di satu negara bagian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia juga mengaku bingung dengan logika Trump yang selalu meminta proses penghitungan suara dengan cermat di negara-negara bagian tempat sang presiden seharusnya menang, seperti Arizona.
Namun sebaliknya, Trump menurutnya juga selalu meminta proses penghitungan dihentikan ketika perolehan suara di satu negara bagian mulai menunjukkan tanda-tanda kekalahannya.
"Saya mendengarkan dia bicara mengenai suara yang dicuri dari dia, tapi kemudian untuk Arizona dia berkata, 'Saya seharusnya menang jika suara dihitung,'" tutur Santorum.
Ia kemudian berkata, "Bagaimana Anda bisa mengatakan kita harus menunggu dan menghitung suara di Arizona dan dia bisa menang, tapi jika kalian menghitung suara di Philadelphia, kalian mencuri suara itu?"
Santorum lantas menegaskan bahwa pada kenyataannya, banyak suara dari pendukung Partai Demokrat di Pennsylvania kemungkinan terlambat masuk karena mayoritas mengirimkannya lewat pos.
"Dan pendukung Partai Republik kebanyakan memilih langsung karena Anda memintanya demikian," ucap Santorum.
Mantan senator ini melontarkan komentar tersebut ketika Amerika Serikat sedang menanti proses penghitungan suara di Pennsylvania.
Sebagai pemegang kuota 20 suara elektoral, posisi Pennsylvania menjadi amat penting dalam menentukan kemenangan dalam Pilpres AS 2020.
Hingga saat ini, Biden masih memimpin perolehan elektoral dengan setidaknya 253 suara, sedangkan Donald Trump mengantongi 213. Untuk menang dalam pemilu ini, capres harus mengantongi setidaknya 270 suara elektoral.
(has/sur)